Media Informasi Seputar pendidikan

Showing posts sorted by relevance for query cara-dan-langkah-langkah-pelaksanaan. Sort by date Show all posts
Showing posts sorted by relevance for query cara-dan-langkah-langkah-pelaksanaan. Sort by date Show all posts

Sunday, December 2, 2018

Hakikat Perencanaan Pembelajaran

Setiap guru harus melakukan perencanaan pembelajaran, perencanaan pembelajaran tersebut dilakukan oleh seorang agar apa yang menjadi tujuan dari pembelajaran tersebut dapat tercapai. 
 
Perencanaan adalah hubungan antara apa yang ada sekarang (what is) dengan bagaimana seharusnya (what should be) yang bertalian dengan kebutuhan, penentuan tujuan, prioritas, program, dan alokasi sumber. Perencanaan di sini menekankan kepada usaha mengisi kesenjangan antara keadaan sekarang dengan keadaan yang akan datang disesuaikan dengan apa yang dicita-citakan, ialah menghilangkan jarak antara keadaan sekarang dengan keadaan mendatang yang diinginkan (Uno, 2009: 1-2). 


Menurut Uno (2009: 1-2), setiap perencanaan minimal harus memiliki empat unsur sebagai berikut:

1) Adanya tujuan yang harus dicapai 
Tujuan merupakan arah yang harus dicapai agar perencanaan dapat disusun dan ditentukan dengan baik, maka tujuan itu perlu dirumuskan dalam bentuk sasaran yang jelas dan terukur. Dengan adanya saran yang jelas, maka ada target yang harus dicapai. Target itulah yang menjadi fokus dalam menentukan langkah-langkah selanjutnya.  

2) Adanya strategi untuk mencapai tujuan 
Strategi berkaitan dengan penetapan keputusan yang harus dilakukan oleh seorang perencana, misalnya keputusana tentang waktu pelaksanaan dan jumlah waktu yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
  
3) Sumber daya yang dapat mendukung 
Penetapan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan, di dalamnya meliputi penetapan sarana dan prasarana yang diperlukan, anggaran biaya dan sumber daya lainnya, misalnya pemanfaatan waktu yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan.

4) Implementasi setiap keputusan 
Implementasi adalah pelaksanaan dari strategi dan penetapan sumber daya. Implementasi merupakan unsur penting dalam proses perencanaan, dan untuk menilai efektivitas suatu perencanaan dapat dilihat dari implementasinya. 

Berdasarkan unsur-unsur perencanaan yang telah dikemukakan, maka suatu perencanaan bukan harapan yang hanya ada dalam angan-angan yang bersifat khayalan dan tersimpan dalam benak seseorang, tetapi harapan dan angan-angan serta bagaimana langkah-langkah yang harus dilaksanakan untuk mencapainya dideskripsikan secara jelas dalam suatu dokumen tertulis, sehingga dokumen itu dapat dijadikan pedoman oleh setiap orang yang memerlukanya (WinaSanjaya, 2009: 24-25). 

Perencanaan adalah suatu cara untuk mengantisipasi dan menyeimbangkan perubahan (Robbin dalam Uno, 2006: 1). Makna perencanaan di sini adalah usaha mengubah organisasi agar sejalan dengan perubahan lingkungannya. Sementara itu, menurut Terry dalam Majid (2007: 16), Perencanaan adalah menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. Perencanaan mencakup kegiatan pengambilan keputusan. Untuk itu diperlukan untuk mengadakan visualisasi dan melihat ke depan guna merumuskan suatu pola tindakan untuk masa mendatang. 

Hal senada juga dikemukakan oleh Nawawi dalam Majid (2007: 16) bahwa perencanaan berarti menyusun langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu. Dalam hal ini perencanaan mencakup rangkaian kegiatan untuk menentukan tujuan umum (goal) dan tujuan khusus (objektivitas) suatu organisasi atau lembaga penyelenggara pendidikan, berdasarkan dukungan informasi yang lengkap. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. 

Penjelasan di atas adalah pengertian dari perencanaan sedangkan apa itu pembelajaran akan di bahas di bawah ini agar anda lebih paham. 

Menurut Jihad (2008: 11), pembelajaran merupakan suatu proses yang terdiri dari kombinasi dua aspek, yaitu: belajar tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh siswa, mengajar berorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi pelajaran. Dimyati dan Mudjiono (2009: 7) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah suatu persiapan yang dipersiapkan oleh guru guna menarik dan memberi informasi kepada siswa, sehingga dengan persiapan yang dirancang oleh gurudapat membantu siswa dalam menghadapi tujuan. Sementara itu, definisi pembelajaran menurut Hamalik (2005: 57) adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. 

Berdasarkan definisi di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. Pembelajaran adalah sutu proses interaksi yang terjadi antara pendidik dan peserta didik dalam suatu lingkungan belajar untuk mencapai tujuan belajar. Pembelajaran harus didukung dengan baik oleh semua unsur dalam pembelajaran yang meliputi pendidik, peserta didik, dan juga lingkungan belajar. 

Dari definisi diatas dapat kita jabarkan bahwasannya Perencanaan pembelajaran adalah proses penyusunan berbagai keputusan pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam proses kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi pembelajaran yang telah ditetapkan. Perencanaan pembelajaran merupakan bagian integral dari komponen pembelajaran. Kegiatan perencanaan tidak boleh terlepas dari kegiatan-kegiatan yang lain dalam pembelajaran. Oleh karena itu, perencanaan pembelajaran juga harus berkaitan dengan kepentingan komponen yang terkait dengan kepentingan komponen yang terkait dengan proses pembelajaran (Wahyuni dan Ibrahim, 2012: 13). 

Komponen perencanaan mempengaruhi apa yang akan terjadi pada komponen interaksi. Selanjutnya apa yang terjadi pada komponen interaksi akan berpengaruh pada komponen evaluasi. Komponen evaluasi ini kemudian memberikan informasi mengenai hasil belajar yang telah dimiliki siswa. Dari informasi tersebut, guru dapat menemukan apakah kompetensi yang ditetapkan telah dikuasai atau belum. Di samping itu, guru dapat pula menentukan hal-hal yang harus diperbaiki, baik pada komponen interaksi maupun pada komponen perencanaan. 

Perencanaan pembelajaran merupakan proses penerjemahan kurikulum yang berlaku menjadi program-program pembelajaran yang selanjutnya dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam penyelengaraan proses pembelajaran.

Rencana pembelajaran adalah satuan atau unit program pembelajaran terkecil untuk jangka waktu mingguan atau harian yang berisi rencana penyampaian suatu pokok atau satuan bahasan tertentu dalam satu mata pelajaran. Jadi perencanaan pembelajaran adalah sebuah rencana yang dilakaukan oleh seorang guru untuk melakukan proses pembelajaran yang di muat dalam sebuah RPP sebagai bentuk terkecil dalam sebuah perencanaan pembelajaran yang bersifat aplikatif yang akan kita gunakan dalam proses pembelajaran dan menjadi bpedoman bagi kita dalam melakasanakan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran tersebut dilakukan agar tujuan pembelajaran tersebut dapat terarah dan lebih efisien dan efektif dalam melaksanakn proses pembelajaran, yang tujuannya untuk mencapai kompetensi pembelajaran yang telah ditetapkan.
 
Sebagai tenaga pengajar, guru harus memiliki kemampuan dan berkemauan, baik sebagai perencana/ perancang pembelajaran, pelaksana pembelajaran, maupun penilaian proses dan hasil pembelajaran. Guru sebagai perancang pembelajaran bertugas membuat rancangan program pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan. Guru sebagai pelaksana pembelajaran bertugas melakukan pembelajaran (menyajiakan dan mengelola kelas sesuai dengan program yang dirancang untuk dapat mencapai kompetensi yang ditetapkan. Guru sebagai penilai proses dan hasil belajar bertugas menilai pembelajaran yang dilakukannya ataupun menilai kemampuan siswa dalam menguasai kompetensi yang telah ditetapkan, dan kemudian menggunakan hasil penilaiannya untuk peningkatan proses dan hasil pembelajaran berikutnya.

Demikian penjelasan mengenai apa itu perencanaan pembelajaran, semoga bermanfaat.

Tuesday, December 11, 2018

Pengawasan Pendidikan dalam Pembahasan dasar-dasar manajemen pendidikan

Pengawasan Pendidikan dalam Pembahasan dasar-dasar manajemen pendidikan



I.       PENDAHULUAN
Sesuai dengan perkembangan masyarakat dan perkembangan pendidikan di Indonesia maka paradigma tenaga kependidikan sudah seharusnya mengalami perubahan pula, khususnya yang berkaitan dengan kepengawasan pendidikan ini. Pengawasan seperti ini sering disebut inspeksi atau memeriksa, sedangkan orang yang melakukan pemeriksaan itu sendiri disebut inspektur.
Pengawasan pendidikan memiliki konsep dasar yang saling berhubungan. Dalam perkembangannya pengawasan pendidikan memberikan pengaruh yang baik pada perkembangan pendidikan di Indonesia sehingga para pendidik memiliki kemampuan mendidik yang kreatif, aktif, efektif dan inovatif.
Kegiatan pengawasan pada dasarnya membandingkan kondisi yang ada dengan yang seharusnya terjadi. Dan apabila dalam prosesnya terjadi penyimpangan atau hambatan atau penyelewengan segera dilakukan koreksi. Hal ini dilakukan untuk memperoleh hasil yang lebih efektif dalam pendidikan.

II.    RUMUSAN MASALAH
A.    Apa definisi dari Pengawasan Pendidikan?
B.     Apa tujuan dari Pengawasan Pendidikan?
C.     Apa fungsi dari Pengawasan Pendidikan?
D.    Apa saja jenis- jenis Pengawasan Pendidikan?
E.     Bagaimana proses Pengawasan pendidikan?










III. PEMBAHASAN
A.    Definisi Pengawasan Pendidikan
Terdapat banyak istilah yang berkaitan dengan pengawasn (controlling) yaitu monitoring , correcting, evaluating, dan supervision. Istilah- istilah ini digunakan sebagai alat controlling atau pengawasan. Pengawasan mengandung arti terus menerus, merekam, memberikan penjelasan dan petunjuk. Pengawasan juga mengandung arti pembinaan, dan pelurusan terhadap berbagai ketidaktepatan dan kesalahan. Pengawasn ini merupakan kunci keberhasilan prosen manajemen.
Pengawasan menurut Mockler (stoner, 1996: 592) adalah suatu usaha sistematis untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan- tujuan perencanaan, merancang system informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan- penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlakukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam tujuan- tujuan organisasi.[1]
Menurut Ben M. Harris yang ditujukan di dalam sudut pandang  teoritis yang berbeda. Pengawasan pada umumnya adalah bagian kompleks dari suatu lembaga dan lebih kompleks lagi dapat dipandang dalam berbagai cara dan tak bisa diacuhkan. Keanekaragaman persepsi yang bersumber tidak hanya dari kompleksitas organisasi.[2]
Sedangkan pengertian pendidikan sendiri adalah suatu proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang (peserta didik) dalam usaha mendewasakan manusia (peserta didik) melalui upaya pengajaran dan latihan, proses, perbuatan, dan tata cara mendidik.[3]
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengawasan pendidikan merupakan proses untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan dalam pelaksanaan rencana pendidikan agar segera dilakukan upaya perbaikan sehingga dapat memastikan bahwa aktifitas kependidikan yang dilaksankan secara riel merupakan aktifitas yang sesuai dengan apa yang direncanakan.
B.     Tujuan Pengawasan Pendidikan
Pengawasan pendidikan bertujuan untuk mengendalikan kegiatan kependidikan agar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, sehingga hasil pelaksanaan pendidikan diperoleh secara efisien dan efektif sesuai dengan rencana yang telah ditentukan dalam program kegiatan kependidikan.
Menurut Harsono, (1996) menyatakan bahwa tujuan pengawasan pendidikan dan kebudayaan adalah untuk mendeteksi sedini mungkin segala bentuk penyimpangan prioritas pendidikan. Prioritas pendidikan yang dimaksud adalah pemerataan kesempatan belajar, relevansi, peningkatan mutu, dan kesangkilan dan kemangkusan.[4]
Pengawasan pendidikan dilakukan untuk mencapai tujuan:(1) membuat pihak yang diawasi merasa terbantu sehingga dapat mencapai visi dan misinya secara lebih efektif dan efisien;(2) menciptakan suasana keterbukaan, kejujuran, partisipasi, dan akuntabilitas;(3) menimbulkan rasa saling percaya dalam dan diluar lingkungan kependidikan;(4) meningkatkan akuntabilitas kependidikan;(5) meningkatkan kelancaran operasi pendidikan;(6) mendorong terwujudnya good education.

C.     Fungsi Pengawasan Pendidikan
Pengawasan yang efektif  berfungsi sebagai “Early Warning System atau sistem peringatan diri yang sanggup memberikan informasi awal mengenai persiapan program, keterlaksanaan program dan keberhasilan program. Dunn (2000:510) Memerinci 4 fungsi pengawasan:
1.      Fungsi eksplanasi: menjelaskan bagaimana kegiatan pendidikan dilakukan. Termasuk didalamnya hambatan dan kesulitan dalam pendidikan, serta alasan terdapatnya perbedaan hasil-hasil dari suatu kegiatan pendidikan.
2.      Fungsi akuntansi: artinya melalui pengawasan dapat dilakukan auditing terhadap penggunaan sumber daya dan tingkat output yang di capai.hal tersebut menjadi informasi yang bermanfaat untuk melakukan perhitungan program lanjutan atau program baru yang memiliki relefansi tinggi terhadap efektifitas program atau bahkan untuk pengembangan program.
3.      Fungsi pemeriksaan: menelaah kesesuaian pelaksanaan kerja nyata  pendidikan dengan rencana awal.
4.      Fungsi kepatuhan: menilai sejauh mana para pelaksana taat dengan aturan sehingga dapat diketahui tingkat disiplin kerja pegawai dinilai dari kepatuhan (compliance).
Sedangkan menurut Nawawi (1983) Mengemukakan fungsi pengawasan antara lain:
a.       Memperoleh data yang telah diolah dapat dijadikan dasar bagi usaha perbaikan dimasa yang akan datang.
b.      Memperoleh cara bekerja yang paling efisien dan efektif atau yang paling tepat dan paling berhasil sebagai cara yang terbaik untuk mencapai tujuan.
c.       Memperoleh data tentang hambatan–hambatan dan kesukaran- kesukaran yang dihadapi agar dapat dikurangi atau dihindari.
d.      Memperoleh data yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan usaha pengembangan organisasi dan personil dalam berbagai bidang.
e.       Mengetahui seberapa jauh tujuan telah dicapai.[5]

D.    Jenis- Jenis Pengawasan Pendidikan
      Dalam dunia pendidikan, pengawasan memiliki 2 jenis yaitu :
1.      Pengawasan yang dilakukan setiap unit manajemen sebagai langkah procedural suatu manajemen program.
Pengawasan jenis ini dilaksanakan sbagai upaya pengendalian yang dilakukan manajer agar ia dapat memonitor efektivitas, perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan dapat mengambil tindakan korekif  sesuai dengan kebutuhan.
2.      Pengawasan yang dilakukan oleh pengawas sekolah sebagai pengawas fungsional dengan menerapkan konsep mereka dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, dan dapat mengembangkan diri secara optimal.
Pengawasan jenis ini dilakuan oleh pengawas sekolah sebagai tenaga fungsional yang berfungsi melakukan bantuan fungsional.

            E . Proses Pengawasan Pendidikan
                              Proses dasar pengawasan pendidikan meliputi 3 tahap yaitu :
1.      Menetapkan standar pelaksanaan pendidikan.
2.      Pengukuran pelaksanaan pendidikan.
3.      Menentukan kesenjangan (deviasai) antara pelaksanaan dengan standar dan rencana pendidikan.
Menurut Mockler menyusun pegawasan menjadi  4 langkah kegiatan seperti dalam gambar berikut:









Sesuai dengan perkembangan masyarakat dan perkembangan pendidikan di Indonesia maka paradi Pengawasan Pendidikan dalam Pembahasan dasar-dasar manajemen pendidikan


Sesuai dengan perkembangan masyarakat dan perkembangan pendidikan di Indonesia maka paradi Pengawasan Pendidikan dalam Pembahasan dasar-dasar manajemen pendidikan
Sesuai dengan perkembangan masyarakat dan perkembangan pendidikan di Indonesia maka paradi Pengawasan Pendidikan dalam Pembahasan dasar-dasar manajemen pendidikan


Sesuai dengan perkembangan masyarakat dan perkembangan pendidikan di Indonesia maka paradi Pengawasan Pendidikan dalam Pembahasan dasar-dasar manajemen pendidikan


 
                                                                                              tdk



 
Sesuai dengan perkembangan masyarakat dan perkembangan pendidikan di Indonesia maka paradi Pengawasan Pendidikan dalam Pembahasan dasar-dasar manajemen pendidikan                                                                                Ya



                                                                              Sumber: Stoner (1995; 249)

a.       Menetapkan standar dan metode mengukur prestasi kerja; menetapkan standar dimulai dari menetapkan tujuan atau sasaran secara spesifik dan mudah diukur. Tujuan atau sasaran dan cara mencapai tujuan tersebut merupakan standar dan metode kerja yang dapat digunakan untuk mengukur prestasi kerja.
b.      Pengukuran prestasi kerja: kegiatan yang dijalankan untuk mencapai sasaran terus diukur keberhasilannya secara berulang bisa pengamatan langsung atau melalui instrumen survei berisi indikator efektivitas kerja.
c.       Menetapkan apakah prestasi kerja sesuai dengan standar, hasil pengukuran menjadi bahan informasi untuk dibandingakan antara standar dengan keadaan nyata lapangan.
d.      Mengambil tindakan korektif: bila hasil pengukuran menunujukan terjadi penyimpangan – penyimpangan, maka dilakukuan tindakan korektif.[6]

IV. KESIMPULAN
1.      Pengawasan pendidikan merupakan proses untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan dalam pelaksanaan rencana pendidikan agar segera dilakukan upaya perbaikan sehingga dapat memastikan bahwa aktifitas kependidikan yang dilaksankan secara riel merupakan aktifitas yang sesuai dengan apa yang direncanakan.
2.      Pengawasan pendidikan dilakukan untuk mencapai tujuan:(1) membuat pihak yang diawasi merasa terbantu sehingga dapat mencapai visi dan misinya secara lebih efektif dan efisien;(2) menciptakan suasana keterbukaan, kejujuran, partisipasi, dan akuntabilitas;(3) menimbulkan rasa saling percaya dalam dan diluar lingkungan kependidikan;(4) meningkatkan akuntabilitas kependidikan;(5) meningkatkan kelancaran operasi pendidikan;(6) mendorong terwujudnya good education.
3.      Fungsi pengawasan pendidikan ada 4, antara lain :
a. Fungsi eksplanasi
b. Fungsi akuntansi
c. Fungsi pemeriksaan
d. Fungsi kepatuhan
4.      Jenis- Jenis pengawasan pendidikan
Dalam dunia pendidikan, pengawasan memiliki 2 jenis yaitu :
a. Pengawasan yang dilakukan setiap unit managemen sebagai langkah procedural suatu managemen program.
b. Pengawasan yang dilakukan oleh pengawas sekolah sebagai pengawas fungsional dengan menerapkan konsep mereka dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, dan dapat mengembangkan diri secara optimal.Proses pengawasan pendidikan.
5.  Proses dasar pengawasan pendidikan meliputi 3 tahap yaitu :
a. Menetapkan standar pelaksanaan pendidikan
b. Pengukuran pelaksanaan pendidikan
c. Menentukan kesenjangan (deviasi) antara pelaksanaan dengan standar dan rencana pendidikan.

V.    PENUTUP
Demikian makalah yang kami buat, tentu saja tidak luput dari kesalahan dan kekeliriuan dari makalah ini. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun dari kawan-kawan semua sangat kami harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.


[1] Engkoswara,dkk,Administrasi Pendidikan, (Bandung: ALFABETA, 2011), hal. 219
[3] A.Susanto, Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), hal. 3
[4] Engkoswara,dkk, Administrasi Pendidikan, (Bandung: ALFABETA, 2011), hal. 221

[5] Engkoswara,dkk, Administrasi Pendidikan, (Bandung: ALFABETA, 2011), hal. 222


[6] Engkoswara,Administrasi Pendidikan, (Bandung: ALFABETA, 2011), hal. 220