Media Informasi Seputar pendidikan

Showing posts sorted by relevance for query pengertian-pendidikan-karakter-dan. Sort by date Show all posts
Showing posts sorted by relevance for query pengertian-pendidikan-karakter-dan. Sort by date Show all posts

Sunday, December 2, 2018

Pengertian Pendidikan Karakter dan Peran Pendidikan Karakter dalam Dunia Pendidikan dan bangsa

Salam, pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang pendidikan karakter, pendidikan karakter adalah pendidikan yang digencar-gencarkan dalam kurikulum 2013, dalam kurikulum 2013 yang menjadi titik tekan adalah kartakter, artinya dalam kurikulum ini yang dibangun adalah lebih kepada karakter anak didik kepribadian anak didik agar memiliki kepribadian yang baik. karena memang karakter pada diri peserta didik saat ini mulai memudar banyak kasus-kasus yang dilakukajn oleh anak didik seperti memakai narkoba, minum-minuman keras, tawuran dan masih banyak lagi lainnya yang akan merusak generasi penerus kedepannya. Anak-anak tersebut akan menjadi penerus kita selanjutnya untuk itu Seorang pendidik atau calon pendidik harus mengerti tentang pendidikan karakter itu seperti apa. Okeh langsung saja apa sih yang dimaksud dengan pendidikan karakter itu?

Penguatan pendidikan moral (moral education) atau pendidikan karakter (character education)  dalam konteks sekarang sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang melanda di negara kita. Krisis tersebut antara lain berupa meningkatnya pergaulan bebas, maraknya angka kekerasan anak-anak dan remaja, kejahatan terhadap teman, pencurian remaja, kebiasaan menyontek, penyalahgunaan obat-obatan, pornografi, dan perusakan milik orang lain sudah menjadi masalah sosial yang hingga saat ini belum dapat diatasi secara tuntas, oleh karena itu betapa pentingnya pendidikan karakter. 

Pengertian Pendidikan
Sebelum menuju ke pengertian pendidikan karakter terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai pengertian pendidikan. Dalam Undang-undang  RI Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional. Pengertian Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,  serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan yang bisa digunakan untuk mengubah dunia.

Baca juga: Tujuan Pendidikan Karakter dalam Dunia Pendidikan

Pengertian Karakter
Sesuai dengan perubahan kurikulum saat ini yakni kurikulum 2013 yang menitik beratkan dalam perubahan sikap dalam diri peserta didik untuk berbudi luliur drasa kita harus mengerti dan memahami tentang apa itu pendidikan karakter. tujuan pendidikan karakter dan nilai-nilai yang terekandung dalam pendidikan karakter itu tersendiri, dan masih banyak lagi yang lainnya. 

(Amirullah Syarbini,  2012: 13) Kata “karakter” mempunyai banyak sekali definisi dari para ahli. Menurut Poerwadarminta, kata karakter berarti tabiat, watak sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain. Lebih jauh seorang tokoh psikologi Amerika yang bernama Alport, mendefinisikan karakter sebagai penentu bahwa seseorang sebagai pribadi (character is personality evaluated). Sedangkan menurut Ahmad Tafsir menganggap bahwa karakter yaitu spontanitas manusia dalam bersikap, atau perbuatan yang telah menyatu dalam diri manusia, sehingga ketika muncul tidak perlu dipikirkan lagi.

(Thomas Lickona,  2008: 72) Pembentukan karakter juga tidak lepas dari peran guru, karena segala sesuatu yang dilakukan oleh guru mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Karakter terbentuk dari tiga macam bagian yang saling berkaitan yakni pengetahuan moral, perasaan moral, dan perilaku moral.

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah disebutkan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa karakter adalah sifat yang mantap, stabil, khusus yang melekat dalam pribadi seseorang yang membuatnya bersikap dan bertindak secara spontan, tidak dapat dipengaruhi oleh keadaan dan tanpa memerlukan pemikiran terlebih dahulu.

Budaya dan karakter bangsa kini menjadi sorotan tajam masyarakat. Sorotan itu mengenai berbagai aspek kehidupan yang tertuang dalam berbagai tulisan di media cetak, wawancara, dialog, dan gelar wicara di berbagai media yang kita lihat sehari-hari. Persoalan yang tengah muncul di tengah masyarakat seperti korupsi, kekerasan dan tindakan premanisme, kejahatan seksual, kerusuhan, pola hidup konsumtif, politik yang tidak kondusif, krisis keteladanan menjadi hal yang hangat diperbincangkan di media masa dan keseharian kita.

Baca juga: Pentingnya Pendidikan Karakter dalam Dunia Pendidikan dan Bangsa

Berbagai upaya dilakukan pemerintah guna menanggulangi permasalahan tersebut diantaranya membuat peraturan, undang-undang, penerapan hukum yang kuat dan pendidikan.  Implementasi pendidikan karakter juga menjadi perhatian dalam kurikulum 2013, hal tersebut terlihat dari struktur kurikulum 2013 yang memuat mata pelajaran Agama dan Budi Pekerti. Pelajaran Agama dan Budi Pekerti merupakan mata pelajaran yang berfungsi dalam mengembangkan nilai karakter. Dalam kurikulum 2013 sikap berkarakter tidak hanya diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan (Kaslim, 2013:34 dan 36). 

Dari konsep pendidikan dan karakter yang sudah dijelaskan di bagian atas maka muncul istilah pendidikan karakter (character education) yang ramai diperbincangkan oleh banyak kalangan. 

Di Indonesia sendiri, istilah pendidikan karakter mulai diperkenalkan   Ketika bangsa indonesia mengalami krisis multidimensional, pendidikan dituding gagal dalam menciptakan sumber daya manusia berkualitas. Institusiinstitusi pendidikan dinilai gagal memenuhi tujuan pendidikan. Berbagai upaya dilakukan untuk memperbaiki kualitas, seperti pembaruan kurikulum, peningkatan anggaran atau standarisasi kompetensi pendidikan. 

Namun, usaha perbaikan tersebut dirasa masih belum mencapai hasil yang diharapkan. Tingginya biaya sekolah, buruknya fasilitas-fasilitas sekolah, kecurangan dalam ujian nasional, mininmnya kesejahteraan dan kualitas guru, justru melengkapi masalah bangsa. Semua permasalahan tersebut tak ubahnya seperti lingkaran setan yang tidak menemui ujung pangkal. Pendidikan karakter merupakan salah satu wacana pendidikan yang dianggap mampu memberikan jawaban atas kebuntuan dalam sistem pendidikan.  

(Zubaedi, 2011: 17) Sejalan dengan itu, Pendidikan  karakter  juga  diartikan  sebagai  upaya  penanaman kecerdasan  dalam  berfikir,  penghayatan  dalam bentuk sikap, dan pengamalan dalam bentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai luhur yang  menjadi  jati  dirinya,  diwujudkan  dalam  interaksi  dengan Tuhannya,  diri  sendiri,  masyarakat  dan  lingkungannya.

Baca juga: Nilai-nilai yang harus ditanamkan dalam Pendidikan Karakter.

(Donie Koesoema,  2010: 194) mengungkapkan bahwa pendidikan  karakter  adalah  usaha  yang  dilakukan secara  individu  dan  sosial  dalam  menciptakan  lingkungan  yang kondusif  bagi  pertumbuhan  kebebasan  individu  itu  sendiri.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan karakter adalah pendidikan yang tidak hanya berorientasi pada aspek kognitif saja, akan tetapi lebih berorientasi pada proses pembinaan potensi yang ada dalam diri peserta didik, dikembangkan melalui pembiasaan sifat-sifat baik yaitu berupa pengajaran nilai-nilai karakter yang baik.

Sekian Pembahasan tentang Pengertian dan peran pendidikan dalam dunia pendidikan, terimakasih semoga bermanfaat.

Nilai- nilai yang terkandung dalam Pendidikan karakter dalam Dunia Pendidikan

Salam, semoga kita semua menjadi orang yang lebih baik lagi kedepan demi tantangan zaman kedepannya, pada kesempatan kali ini kami akan membahas tentang Nilai-nilai Pendidikan Karakter. Penguatan pendidikan moral (moral education) atau pendidikan karakter (character education)  dalam konteks sekarang sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang melanda di negara kita. Krisis tersebut antara lain berupa meningkatnya pergaulan bebas, maraknya angka kekerasan anak-anak dan remaja, kejahatan terhadap teman, pencurian remaja, kebiasaan menyontek, penyalahgunaan obat-obatan, pornografi, dan perusakan milik orang lain sudah menjadi masalah sosial yang hingga saat ini belum dapat diatasi secara tuntas, oleh karena itu betapa pentingnya pendidikan karakter. 

 
Berangkat dari permasalahan yang sudah dipaparkan diatas bahwasannya banyak sekali permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam dunia pendidikan saat ini yang berdampak serius, kita merasa prihatin mendengar dan melihat hal tersebut untuk itu perlu adanya penanaman kembali nilai- nilai karakter dalam diri siswa. Sebenarnya mungkin siswa memahami tentang sikap-sikap yang baik namun mereka tidak melakukannya maka dari itu perlu adanya pendidikan karakter.

Sebelum membahas tentang nilai-nilai pendidikan karakter, akan dibahas mengenai pengertiannya terlebih dahulu.


Pengertian Pendidikan Karakter
Berikut merupakan pendapat dari beberapa ahli mengenai pengetian pendidikan karakter. Nilai atau value (bahasa inggris) atau velere (bahasa latin) berarti berguna, mampu akan, berdaya, berlaku dan kuat. Nilai adalah kualitas suatu hal yang menjadikan hal itu dapat disukai, diinginkan, berguna, dihargai, dan dapat menjadi objek kepentingan (Muslich, 2011:84). Nilai merupakan dasar acuan dan motivasi dalam bertingkah laku di kehidupan sehari-hari. 

Menurut Kemendiknas (2010:3), karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang  terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak.  

Menurut Madison J dalam King M. L (1948:136):“Character education is a national movement creating schools that foster ethical, responsible and caring young people by modeling and teaching good character through emphasis on universal values that we all share”. Artinya pendidikan karakter adalah gerakan nasional menciptakan sekolah yang mendorong etika, bertanggung jawab dan merawat orang-orang muda dengan pemodelan dan mengajarkan karakter yang baik melalui penekanan pada nilai-nilai universal yang kita semua berbagi. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat diartikan bahwa pendidikan karakter adalah upaya-upaya terencana dan terperinci guna
dilaksanakan secara sistamatis dan berkesinambungan untuk membantu siswa dalam mengimplementasikan nilai-nilai kebaikan yang berhubungan dengan hubungan manusia dengan Tuhan YME, diri sendiri, sesama manusia lainnya, lingkungan, bangsa dan negara yang diwujudkan dalam pikiran, perasaan, sikap, perkataan dan perbuatan.  
 
Budaya dan karakter bangsa kini menjadi sorotan tajam masyarakat. Sorotan itu mengenai berbagai aspek kehidupan yang tertuang dalam berbagai tulisan di media cetak, wawancara, dialog, dan gelar wicara di berbagai media yang kita lihat sehari-hari. Persoalan yang tengah muncul di tengah masyarakat seperti korupsi, kekerasan dan tindakan premanisme, kejahatan seksual, kerusuhan, pola hidup konsumtif, politik yang tidak kondusif, krisis keteladanan menjadi hal yang hangat diperbincangkan di media masa dan keseharian kita. 

Berbagai upaya dilakukan pemerintah guna menanggulangi permasalahan tersebut diantaranya membuat peraturan, undang-undang, penerapan hukum yang kuat dan pendidikan.  Implementasi pendidikan karakter juga menjadi perhatian dalam kurikulum 2013, hal tersebut terlihat dari struktur kurikulum 2013 yang memuat mata pelajaran Agama dan Budi Pekerti. Pelajaran Agama dan Budi Pekerti merupakan mata pelajaran yang berfungsi dalam mengembangkan nilai karakter. Dalam kurikulum 2013 sikap berkarakter tidak hanya diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan (Kaslim, 2013:34 dan 36). 


Untuk mewujudkan implementasikan nilai-nilai karakter di sekolah (pendidikan karakter)  dengan baik yakni dengan memberikan pengetahuan (knowing)  mengenai norma atau nilai sehingga siswa bisa merasakan (feel) hal positif dari nilai tersebut dan siswa menjadi terdorong untuk menginternalisasikan nilai karakter tersebut malalui tindakan (action) mereka sehari-hari (Lickona, 2011:70-74).

Ada 2 (dua) jenis indikator untuk mengetahui perwujudan sekolah dan kelas dalam mengembangkan nilai karakter upaya dalam pendidikan karakter. Pertama, indikator untuk sekolah dan kelas. Kedua, indikator untuk mata pelajaran (Kemendiknas, 2010:24).
Melalui pendidikan diharapkan dapat mengurangi masalah mengenai budaya serta karakter bangsa yang telah dikemukakan tadi. Pendidikan merupakan tindakan awal yang bersifat preventif karena pendidikan bertujuan membangun generasi bangsa yang lebih baik. Pemerintah melalui Kemendiknas telah melakukan berbagai kebijakan dan alternatif dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter di sekolah. Salah satu upaya tersebut tertuang dalam buku pedoman sekolah. Buku pedoman tersebut berisi tentang bagaimana caranya sekolah agar dapat berhasil dalam mengembangkan budaya dan karakter bangsa. Pedoman tersebut memaparkan bahwa pendidikan dan budaya karakter bangsa dilakukan melalui pendidikan nilai-nilai atau kebajikan yang menjadi nilai dasar budaya dan karakter
bangsa. Kebajikan yang menjadi atribut suatu karakter pada dasarnya adalah nilai. Oleh karena itu pendidikan budaya dan karakter bangsa pada dasarnya adalah pengembangan nilai-nilai yang berasal dari pandangan hidup atau ideologi bangsa Indonesia, agama, budaya, dan nilai-nilai yang terumuskan dalam tujuan pendidikan nasional.
 
Demikian pembahasan mengenai nilai-nilai dalam pendidikan kurikulum. semoga bermanfaat dan menambah wawasan bagi anda.

Tujuan Pendidikan Karakter bagi Dunia Pendidikan dan Generasi Muda Saat Ini dan Mendatang

Salam, semoga kita semua menjadi orang lebih baik lagi kedepannya, pada kesempatan kali ini akan membahas tentang tujuan pendidikan karakter bagi anak didik dan generasi selanjutnya. Okeh dalam kurikulum 2013 kita dituntut untuk memperbaiki karakter peserta didik kearah yang lebih baik, kurikulum 2013 tersebut menitikberatkan agar hasil yang dicapai oleh peserta didik tidak hanya kognitifnya saja melainkan afektif aatu sikap yang ingin diperbaiki. banyak sekali kasus yang memprihatinkan dalam dunia bpendidikan yang dilakukan oleh anak didik kita yang kita pun merasa miris sekali melihat dan mendengarkan berita tersebut. untuk itu sebagai seorang perndidik maupun calaon pendidik kita harus memahami tentang pendidikan karakter, sebenarnya apa sih tujuan pendidikan karakter tersebut?.

 
Sebelum kita membahas lebih jauh tentang pendidikan karakter kita bahas terlebih dahulu pengertian pendidikan karakter. (Amirullah Syarbini,  2012: 13) Kata “karakter” mempunyai banyak sekali definisi dari para ahli. Menurut Poerwadarminta, kata karakter berarti tabiat, watak sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain. Lebih jauh seorang tokoh psikologi Amerika yang bernama Alport, mendefinisikan karakter sebagai penentu bahwa seseorang sebagai pribadi (character is personality evaluated). Sedangkan menurut Ahmad Tafsir menganggap bahwa karakter yaitu spontanitas manusia dalam bersikap, atau perbuatan yang telah menyatu dalam diri manusia, sehingga ketika muncul tidak perlu dipikirkan lagi.

Baca juga: Hakikat dan Peran Pendidikan karakter bagi dunia pendidikan.

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah disebutkan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa karakter adalah sifat yang mantap, stabil, khusus yang melekat dalam pribadi seseorang yang membuatnya bersikap dan bertindak secara spontan, tidak dapat dipengaruhi oleh keadaan dan tanpa memerlukan pemikiran terlebih dahulu.
Adapun Tujuan pendidikan karakter adalah sebagai berikut:
Pentingnya pendidikan karakter untuk segera dikembangkan dan diinternalisasikan, baik dalam dunia pendidikan formal maupun dalam pendidikan non formal tentu beralasan, karena memiliki tujuan yang cukup mulia bagi bekal kehidupan peserta didik agar senantiasa siap dalam merespon segala dinamika kehidupan dengan penuh tanggung jawab.
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa sudah sangat mendesak pendidikan karakter diterapkan di dalam lembagapendidikan negara Indonesia. Alasan- alasan kemerosotan moral, seharusnya membuat bangsa ini perlu mempertimbangkan kembali bagaimana lembaga pendidikan mampu menyumbangkan perannya bagi perbaikan kultur.
Dalam Pasal 3 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak sserta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan karakter bukan hanya tanggung jawab guru, tapi juga semua stakeholder pendidikan harus terlibat dalam rangka mengembangkan pendidikan karakter ini, bahkan pemangku kebijakan harus menjadi teladan terdepan.  Sebagai seorang guru harus bekerja secara profesional, memberikan pelayanan yang optimal kepada peserta didiknya, dan bekerja dengan penuh kesabaran dalam membawa peserta didiknya menuju cita-cita pendidikan.  

Dengan menempatkan pendidikan karakter dalam rangka dinamika proses pembentukan individu, para insan pendidik seperti guru, orang tua, staff sekolah, masyarakat dan lainnya, diharapkan semakin menyadari pentingnya pendidikan karakter sebagai sarana pembentuk pedoman perilaku, pengayaan nilai individu dengan cara  memberikan ruang bagi figur keteladanan bagi anak didk dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi proses pertumbuhan berupa kenyamanan dan keamanan yang membantu suasana pengembangan diri satu sama lain dalam keseluruhan dimensinya.

Baca juga: Nilai-nilai yang harus ada dalam Pendidikan Karakter.

Secara operasional tujuan pendidikan karakter dalam setting sekolah sebagai berikut ( Novan Ardy Wiyani,  2013: 70-72 ): 
1. Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian kepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan. Tujuannya adalah memfasilitasi penguatan dan pengembangan nilanilai tertentu sehingga terwujud dalam perilaku anak, baik pada saat masih sekolah maupun setelah lulus. 
2. Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah. Tujuan ini memiliki makna bahwa tujuan pendidikan karakter memiliki sasaran untuk meluruskan berbagai perilaku negatif anak menjadi positif.  
3. Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab karakter bersama. Tujuan ini bermakna bahwa karakter di sekolah harus dihubungkan dengan proses pendidikan di keluarga. 
(Fakrur Rozi,  2012:44) Tujuan pendidikan karakter adalah membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada tuhan yang maha esa berdasarkan pancasila.Tujuan pembentukan karakter menghendaki adanya perubahan tingkah laku, sikap dan kepribadian pada subjek didik.

Baca juga: Pentingnya Pendidikan Karakter bagi bangsa dan Dunia Pendidikan

(Amirullah Syarbini, 2012:25) Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa tujuan diadakannya pendidikan karakter, baik di sekolah, madrasah maupun rumah adalah dalam rangka menciptakan manusia Indonesia yang seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia serta memiliki tanggung jawab yang tinggi dalam menjalankan kehidupan ini. 

Sekian pembahasan mengenai tujaun pendidikan karakter dalam dunia pendidikan. Terima Kasih semoga bermanfaat dan menambah wawasan bagi anda semua.

Pengertian Kurikulum 2013 dan Pola Pikir Kurikulum 2013

Salam, semoga kita semua diberi kelancaran oleh yang maha memberi kelancaran dalam hidup kita. Pada kesempatan kali ini kami akan membahas tentang Kurikulum 2013. Kunci kesuksesan dalam sebuah pendidikan dan pembelajaran tidak lain adalah seorang guru. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah pendidikan. Mau tidak mau sebagi seorang guru kita dituntuk untuk mengaplikasikan Kurikulum 2013 ini dalam sebuah pembelajaran. Pembahasan kali ini terkait dengan kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi yang mewajibkan anak untuk aktif dalam pembelajaran. karena yang kita gunakan saat ini adalah kurikulum 2013 yang berbasis karakter ini karena krisis moral yang dihadapi bangsa kita ini, korupsi, narkoba, DLL yang dapat merusak bangsa kita ini, yang dampaknya luar biasa maka dari itu kita seorang pendidik digunakan untuk merubah hal itu, okeh tanpa berlama-lama kita bahas kurikulum 2013 sebagai kurikulum berbasis karakter dan kompetensi.


Sebelum kita bahas mendalam tentang Kurikulum 2013 ini, kita bahas pengertian kurikulum, Kurikulum merupakan suatu rencana yang memberi pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan belajar-mengajar (Nana Syaodih, 2009: 5). Pengertian tersebut juga sejalan dengan pendapat Nasution (2006: 5) yang menyatakan bahwa kurikulum dipandang sebagai suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar-mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya. 

Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 19, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum biasanya dibedakan antara kurikulum sebagai rencana dengan kurikulum yang fungsional. Rencana tertulis merupakan dokumen kurikulum, sedangkan kurikulum yang dioperasikan di dalam kelas merupakan kurikulum fungsional (Nana Syaodih, 2009: 5).

Baca juga: Pengertian Pendekatan Saintifik dan Penerpan Pendekatan Saintifik. 

Pengertian Kurikulum 2013
Sedangkan Pengertian Kurikulum 2013 itu sendiri ialah, sebuah kurikulum yang terintegrasi, maksaud dari integrasi ini adalah sebuah kurikulum yang mengintegrasikan Skill, Theme, Concepts, And Topic baik dalam bentuk Within Sigle disciplines, Acrous several disciplines and Within and Acrous Learners.

dengan kata lain bahwa kurikulum 2013 ialah kurikulum yang terpadu sebagai suatu konsep dapat dikatakan sebagai sebuah sistem atau pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa disiplin ilmu untuk memberikan pengalaman yang bermakna dan luas kepada peserta didik.

Dikatakan bermakna karena dalam kurikulum konsep terpadu, peserta didik akan memahami konsep-konsep yang akan mereka pelajari itu utuh dan realistis. Dikatakan luas karena yang akan mereka peroleh tidak hanya dalam satu ruang lingkup disiplin saja melainkan semua lintas disiplin karena di pandang berkaitan satu sama lain.

(E. Mulyasa, 2013: 7) Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada pendidikan karakter, terutama pada tingkat dasar, yang akan menjadi pondasi bagi tingkat berikutnya. Melalui pengembangan kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi, kita berharap bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat, dan masyarakatnya memiliki nilai tambah (added value), dan nilai jual yang bisa ditawarkan kepada orang lain di dunia, sehingga kita bisa bersaing, bersanding dan bahkan bertanding dengan bangsa-bangsa lain dalam pencaturan global. Hal ini di mungkinkan, kalau implementasi kurikulum 2013 betul-betul dapat menghasilkan insan yang produktif, kreatif, inovatif, dan berkarakter.

Pendidikan karakter dalam kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan, yang mengarah pada budi pekerti dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan standar kompetesi lulusan pada setiap satuan pendidikan. Melalui implementasi kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter, dengan pendekatan tematik dan kontekstual diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karater dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.

Dalam implementasi kurikulum 2013, pendidikan karakter dapat di integrasikan dalam seluruh pembelajaran pada setiap bidang studi yang teradapat dalam kurikulum. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap bidang studi perlu dikembangkan, di eksplisitkan, dihubungkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pendidikan nilai, dan pembentuknan karakter tidak hanya dilakukan pada tataran kognitif, tetapi menyentuh internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Pendidiak karakter pada tingkat satuan pendidikan mengarah pada pembentukan budaya sekolah/madrasah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan sehari-hari, serta simbul-simbul yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah/madrasah, dan masyarakat sekitarnya. Budaya sekolah/madrasah merupkan ciri khas, karakter/watak, dan citra sekolah/madrasah tersebut di mata masyarakat luas.

Baca juga: Tujuan dan Karakteristik Pendekatan Saintifik
 
Pola Pikir Kurikulum 2013 
Kurikulum 2013 dibuat seiring dengan kemerosotan karakter bangsa Indonesia pada akhir-akhir ini. Korupsi, penyalahgunaan obat terlarang, pembunuhan, kekerasan, premanisme, dan lain-lain adalah kejadian yang menunjukkan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia yang rendah serta rapuhnya fondasi moral dan spiritual kehidupan bangsa (Mulyasa, 2013:14). Selain itu, penyebab perlunya mengembangkan kurikulum 2013 adalah beberapa hasil dari riset internasional yang dilakukan oleh Global Institute dan Programme for International Student Assessment (PISA) merujuk pada suatu simpulan bahwa prestasi peserta didik Indonesia tertinggal dan terbelakang (Mulyasa, 2013: 60).  

Tujuan dari pengembangan kurikulum 2013 menurut Kemendikbud adalah (Permendikbud No. 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah): Tujuan Kurikulum 2013 adalah mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. 



Kurikulum 2013 dikembangkan dari kurikulum 2006 (KTSP) yang dilandasi pemikiran tentang tantangan masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan dan pedagogi, kompetensi masa depan, dan fenomena negatif yang mengemuka (Pedoman Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, 2013: 4).

Kurikulum 2013 mempunyai empat kompetensi inti (KI) yang berisi tujuan dari proses pembelajaran. Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut (Permendikbud No. 69 Tahun 2013
Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah): 

1) Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
2) Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3) Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
4) Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang berbasis karakter dan kompetensi (Mulyasa, 2013: 163). Kurikulum 2013 tidak hanya menekankan kepada pengusaan kompetensi siswa, melainkan juga   pembentukkan karakter. Sesuai dengan kompetensi inti (KI) yang telah ditentukan oleh Kemendikbud, KI 1 dan KI 2 berkaitan dengan tujuan pembentukkan karakter siswa sedangkan KI 3 dan KI 4 berkaitan dengan penguasaan kompetensi siswa.  

Sekian pembahasan mengenai pengertian dan pola pikir kurikulum 2013, semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan anda.

Landasan Pengembangan Kurikulum 2013 dan Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum 2013

Salam, pada kesempatan kali ini kami akan membahas tentang Landasan Pengembangan Kurikulum 2013 dan Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum 2013. Landasan pengembangan kurikulum 2013 mengacu pada landasan filosofis, landasan yuridis dan landasan konseptual dimana ke 3 landasan tersebut intinya untuk membuat atau menciptakan manusia yang mampu menghadapi tantangan masa depan.
 
Okeh tanpa lama-lama kita bahas Landasan Pengembangan Kurikulum 2013 dan Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum 2013.

  
Landasan Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan Kurikulum 2013 dilandasi secara filosofis, yuridis, dan konseptual sebagai berikut  (E. Mulyasa, 2013: 64):
1) Landasan Filosofis. 
Yang pertama, Filosofis pancasila yang memberikan berbagai prinsip dasar dalam pembangunan pendidikan.
Yang kedua, Filosofi pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai akademik, kebutuhan peserta didik, dan masyarakat. 
2) Landasan Yuridis. 
Yang pertama, RPJMM 2010-2014 Sektor Pendidikan, tentang Perubahan Metodologi Pembelajaran dan Penataan Kurikulum. 
Yang kedua, PP. No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Yang ketiga, INPRES No. 1 Tahun 2010, tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional, Penyempurnaan Kurikulum dan aktif berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa untuk membentuk daya saing dan karakter bangsa.
3) Landasan Konseptual. 
Yang pertama, Relevansi Pendidikan (link and match). Yang kedua, Kurikulum berbasi Kompetensi dan Karakter. Yang ketiga, Pembelajaran Kontekstual (contestual teaching and learning). Yang keempat, Pembelajaran Aktif (student active learning). Yang kelima, Penilaian yang valid, utuh dan menyeluruh. 


Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum 2013  
(Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013: 81) Sesuai dengan kondisi negara, kebutuhan masyarakat, dan berbagai perkembangan serta perubahan yang sedang berlangsung dewasa ini, dalam pengembangan kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi perlu memperhatikan dan mempertimbangkan prinsip-prinsip sebagai berikut: 
1) Pengembangan kurikulum dilakukan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2) Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah, dan peserta didik. 
3) Mata pelajaran merupakan wahana untuk mewujudkan pencapaian kompetensi.
4) Standar Kompetensi Lulusan dijabarkan dari tujuan pendidikan nasional dan kebutuhan masyarakat, negara, serta perkembangan global.
5) Standar Isi dijabarkan dari Standar Kompetensi Lulusan.
6) Standar proses dijabarkan dari Standar Isi.
7) Standar Penilaian dijabarkan dari Standar Kompetensi Lulusan Standar Isi, dan Standar Proses. 
8) Standar Kompetensi Lulusan dijabarkan kedalam Kompetensi Inti.
9) Kompetensi Inti dijabarkan ke dalam Kompetensi Dasar yang di kontekstualisasikan dalam suatu mata pelajaran.
10) Kurikulum satuan pendidikan dibagi menjadi kurikulum tingkat nasional, daerah, dan satuan pendidikan. Tingkat nasional dikembangkan oleh pemerintah, Tingkat daerah dikembangkan oleh pemerintah daerah dan Tingkat satuan pendidikan dikembangkan oleh satuan pendidikan.
11) Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
12) Penilaian hasil belajar berdasarkan proses dan produk.
13) Proses belajar dengan pendekatan ilmiyah (scientific approach).

Sekian pembahasan mengenai landasan dan prinsip pengembangan kurikulum 2013, terimakasih semoga bermanfaat.

Tuesday, November 27, 2018

ARTI DAN PENGERTIAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PAUD-NI

Kemaren dalam diskusi di pertemuan Gugus PAUD ada pertanyaan dari salah satu peserta Perte ARTI DAN PENGERTIAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PAUD-NI
Kemaren dalam diskusi di pertemuan Gugus PAUD ada pertanyaan dari salah satu peserta Pertemuan (Pendidik PAUD). Bunda ini selain sebagai pendidik PAUD, dia juga mengajar sebagai tutor di sebuah PKBM sebagai tutor Kejar Paket B Setara SMP. Bunda bertanya tentang apa yang dimaksud dengan Pendidik dan Tenaga Kependidikan dalam PAUDNI atau disebut juga PTK-PAUD-NI, PTK-PAUDPNFI itu?, dalam pertemuan yang rasanya terlalu singkat tersebut, belum sempat kita uraikan mengenai PTK_PAUDPNFI-NI tersebut, untuk lebih jelasnya, jadi bunda dapat menyimak saja artikelnya seperti berikut ini :

Filosofi

Belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan prinsip dasar penyelenggaraan pendidikan anak usia dini, pendidikan nonformal dan informal. Belajar sepanjang hayat berasumsi bahwa proses belajar terjadi seumur hidup walaupun dengan cara yang berbeda dan proses yang berbeda. Khususnya pada anak usia dini lingkungan selalu berpengaruh terhadap perkembangan anak, khususnya pada anak kecil.

Kondisi lingkungan dapat terjadi anak mengalami hambatan dalam perkembangannya atau bahkan mengalami penyimpangan perkembangan, baik dalam aspek kognitif, emosi, sosial, spiritual maupun fisik. Karenanya pendidik/guru dan orangtua dituntut untuk dapat memahami kondisi anak serta memberikan perlakuan khusus pada anak supaya tidak timbul trauma yang berkepanjangan.

Dalam kondisi seperti ini stimulasi yang diberikan pada anak harus sangat hati-hati. Artinya program harus memperhatikan kondisi psikologis anak baik untuk tujuan stimulasi, waktu stimulasi, aspek yang distimulasi maupun media yang akan digunakan untuk menstimulasi. Uraian di atas menguatkan pendapat bahwa pendidikan dan stimulasi anak seharusnya dilakukan secara utuh dan holistik.

Konsep ini didasarkan pada pandangan bahwa setiap pendidik anak harus memperhatikan tumbuh kembang dan kebutuhan anak, situasi serta latar belakang anak dan ada kerja sama yang kondusif antar berbagai instansi terkait.

Pengertian Holistik mengandung arti seluruh sistem yang melengkapi proses tumbuh kembang anak, berpusat dan terintegrasi pada PAUD yang berorientasi untuk kepentingan terbaik bagi anak. Anak tumbuh dan berkembang dalam suatu proses yang komplek, dinamis, dalam lingkungan dimana anak secara aktif berinteraksi dengan lingkungan yang terjadi secara sistematik konstektual.

Pendidikan anak usia dini sebagai awal dari perkembangan seorang manusia menempati fase utama. Pada masa ini disebut sebagai golden age dan penanganannya memerlukan strategi, metode, serta program yang sistematis dan kontinyu.

Pendidikan ini akan memberi landasaan awal anak untuk mengoptimalkan aspek-aspek perkembangan di masa golden age serta menginternalisasikan dan membiasakan karakter bangsa yang akan digunakan sebagai kemampuan dan perilaku yang berkarakter untuk memasuki tingkat pendidikan selanjutnya.

Pengembangan (pemberdayaan dan tumbuh–kembangkan) pribadi bukannya pembentukan pribadi, jadi tidak membentuk kepribadian baru dan mengubah bakat dasar anak ( Prof.Dr. Retno S. Sudibyo, M.Sc. Apt, )

Layanan pendidikan nonformal dan informal bertujuan untuk mendapatkan layanan pendidikan yang tidak diperoleh dari pendidikan formal, mengatasi dari kemunduran pendidikan sebelumnya, untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru, meningkatkan keahlian, mengembangkan kepribadian atau untuk beberapa tujuan lainnya (Cropley, 1972).

Dengan pemaknaan seperti itu maka keberadaan pendidikan nonformal dan informal dapat memainkan peran sebagai pengganti (substitute), pelengkap (complement), dan/atau penambah (suplement), dan yang diselenggarakan pendidikan formal. Pendidikan informal merupakan pendidikan dikeluarga dan di lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.

Filosofi tersebut di atas, telah menempatkan PAUDNI pada posisi strategis dalam keseluruhan sistem pendidikan nasional. Filosofi tersebut menjadikan PAUD memiliki karakteristik tersendiri yang unik dan spesifik sehingga sangat berbeda dengan karakteristik pendidikan formal.

Keunikan PAUDNI tersebut dapat disimak dari penjelasan Sudjana (2000) yang mengidentifikasi karakteristik pendidikan nonformal dari lima 5 perspektif yakni: pertama, ditinjau dari tujuannya, pendidikan nonformal bersifat jangka pendek dan khusus, serta kurang menekankan pada ijazah. Kedua, ditinjau dari waktunya, relatif singkat, lebih menekankan pada masa sekarang dan menggunakan waktu tidak terus menerus. Ketiga, ditinjau dari isi programnya, kurikulum berpusat pada kepentingan warga belajar, mengutamakan penerapan. Keempat, ditinjau dari proses pembelajarannya, pendidikan nonformal dipusatkan di lingkungan masyarakat, berkaitan dengan kehidupan warga belajar dan masyarakat, dan kelima, ditinjau dari aspek pengendaliannya, dikendalikan secara bersama-sama oleh pelaksana program dan warga belajar, serta mengutamakan pendekatan demokratis.
 
Jenis dan Kondisi Sasaran PTK PAUDNI
Ruang lingkup yang menjadi sasaran program pembinaan dalam rangka peningkatan mutu PTK PAUDNI meliputi:


a. Pendidik PAUDNI

Pendidik PAUDNI adalah anggota masyarakat yang memiliki tugas dan kewenangan dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan.

Pendidik pada PAUDNI ini meliputi:

Pamong Belajar, yaitu Pegawai Negeri Sipil yang berstatus sebagai tenaga fungsional dan diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar, pengembangan model pembelajaran serta penilaian hasil pembelajaran pendidikan nonformal dan informal.

Kemaren dalam diskusi di pertemuan Gugus PAUD ada pertanyaan dari salah satu peserta Perte ARTI DAN PENGERTIAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PAUD-NI
Pamong Belajar SKB

Pendidik PAUD yaitu pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada satuan pendidikan anak usia dini.
 
Kemaren dalam diskusi di pertemuan Gugus PAUD ada pertanyaan dari salah satu peserta Perte ARTI DAN PENGERTIAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PAUD-NI
Pendidik PAUD

Tutor Pendidikan Keaksaraan yaitu pendidik yang berasal dari masyarakat yang bertugas dalam merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi proses pembelajaran pada pendidikan keaksaraan.
Kemaren dalam diskusi di pertemuan Gugus PAUD ada pertanyaan dari salah satu peserta Perte ARTI DAN PENGERTIAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PAUD-NI
Tutor Pendidikan Keaksaraan
Fasilitator Desa Intensif (FDI), yaitu tenaga kontrak berpendidikan sarjana yang bertugas memberikan layanan PAUDNI yang merata dan berkualitas, terutama bagi masyarakat yang bermukim di desa-desa dengan kategori terpencil dan tertinggal.
 
FDI - TLD PAUDNI
 
Instruktur kursus dan pelatihan yaitu pendidik yang direkrut oleh lembaga kursus berdasarkan keahlian dan kompetensinya.

Kemaren dalam diskusi di pertemuan Gugus PAUD ada pertanyaan dari salah satu peserta Perte ARTI DAN PENGERTIAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PAUD-NI
Instruktur Kursus dan Pelatihan
 
Pembina Pramuka, yaitu pendidik profesional dengan tugas utama merencanakan dan melaksanaan pembinaan pramuka pada satuan PAUDNI.

b. Tenaga Kependidikan PAUDNI

Tenaga kependidikan PAUDNI adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan program PAUDNI yang bertugas melaksanakan administrasi pengelolaan, pengembangan, pengawasan dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan PAUDNI.

Tenaga Kependidikan PAUDNI meliputi:

Penilik, yaitu Pegawai Negeri Sipil yang berstatus sebagai tenaga fungsional yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pengendalian mutu dan evaluasi dampak program PAUDNI.

Tenaga Lapangan Dikmas (TLD), yaitu tenaga yang berstatus sebagai tenaga kontrak dengan latar pendidikan sarjana, yang bertugas mendukung penyelenggaraan program PAUDNI di kabupaten/kota.
Pengelola/Penyelenggara Satuan PAUDNI, yaitu tenaga yang melakukan pengorganisasian kegiatan pada suatu kelompok tertentu guna menyelenggarakan satu atau beberapa program PAUDNI.

Tenaga Administrasi, yaitu tenaga yang diberi tugas dan kewenangan menyelenggarakan tertib administratif pada satuan PAUDNI.

Tenaga Perpustakaan/Pustakawan, yaitu tenaga yang diberi tugas dan kewenangan menyelenggarakan/mengelola serta memberikan pelayanan pada lembaga/unit perpustakaan/taman bacaan masyarakat.

Nara Sumber Teknis, yaitu tenaga yang memiliki kompetensi dan sertifikasi pada bidang keterampilan tertentu, serta dilibatkan dalam upaya peningkatan kemampuan sasaran program PAUDNI pada satuan pendidikan.

Laboran yaitu tenaga yang diberi tugas dan kewenangan untuk mengelola laboratorium praktik pada satuan PAUDNI.

Source: http://paudni.kemdikbud.go.id/

Sunday, December 9, 2018

ARTIKEL PENDIDIKAN

ARTIKEL PENDIDIKAN



Pentingnya Pendidikan Bagi Kehidupan
Berbicara tentangt pendidikan kita semua pasti sudah tahu bahwa betapa pentingnya pendidikan tersebut. Pendidikan, kemampuan, pengetahuan merupakan salah satu modal yang kita miliki untuk hidup di zaman yang serba sulit ini. Mengapa dikatakan demikian?
Kita tentu sudah bisa menjawabnya, apa hal pertama yang dilihat bila kita ingin mengajukan surat lamaran perkerjaan? Apa yang kita butuhkan ketika ingin memulai suatu bisnis atau usaha?
Tentu saja pendidikan, kemampuan, wawasan dan pengetahuanlah yang kita butuhkan. Di dalam bangku pendidikan banyak sekali hal yang kita dapatkan.Tetapi entah mengapa banyak sekali warga di Indonesia ini yang tidak mengenyam bangku pendidikan sebagaimana mestinya, khususnya di daerah-daerah terpencil di sekitar wilayah Indonesia ini. Sepertinya kesadaran mereka tetang pentingnya pendidikan perlu ditingkatkan.
Sebagaimana yang diungkapkan Daoed Joesoef tentang pentingnya pendidikan : “Pendidikan merupakan segala bidang penghidupan, dalam memilih dan membina hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia” Dan tentulah dari pernyataan tersebut kita bisa mengambil kesimpulan bahwa Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa lepas dari kehidupan.
 Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap negara di dunia. Sudah menjadi suatu rahasia umum bahwa maju atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu pentingnya pendidikan, sehingga suatu bangsa dapat diukur apakah bangsa itu maju atau mundur, karna seperti yang kita ketahui bahwa suatu Pendidikan tentunya akan mencetak Sumber Daya Manusia yang berkualitas baik dari segi spritual, intelegensi dan skill dan pendidikan merupakan proses mencetak generasi penerus bangsa. Apabila output dari proses pendidikan ini gagal maka sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan.
Bagi suatu bangsa yang ingin maju, pendidik harus dipandang sebagai sebuah kebutuhan sama halnya dengan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Maka tentunya peningkatan mutu pendidikan juga berpengaruh terhadap perkembangan suatu bangsa. Kita ambil contoh Amerika, mereka takkan bisa jadi seperti sekarang ini apabila –maaf– pendidikan mereka setarap dengan kita. Lalu bagaimana dengan Jepang? si ahli Teknologi itu? Jepang sangat menghargai Pendidikan, mereka rela mengeluarkan dana yang sangat besar hanya untuk pendidikan bukan untuk kampanye atau hal lain tentang kedudukan seperti yang–maaf– Indonesia lakukan. Tak ubahnya negara lain, seperti Malaysia dan Singapura yang menjadi negara tetangga kita.


Mungkin sedikit demi sedikit Indonesia juga sadar akan pentingnya pendidikan. Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang jatuh pada tanggal 2 Mei menitikberatkan atau mengambil tema pendidikan karakter untuk membangun peradaban bangsa dan seperti yang diberitakan bahwa Kementrian Pendidikan Nasional telah menyediakan infrastruktur terkait akses informasi bekerja sama dengan MNC Group, melalui TV berbayarnya, Indovision menyiarkan siaran televisi untuk pendidikan.Dan juga penyediaan taman bacaan di pusat perbelanjaan. Namun apakah pendidikan karakter ini bisa mengubah masalah-masalah yang sering kita hadapi dalam dunia pendidikan?
Didalam UU No.20/2003 tentang sistem pendidikan Nasional, tercantum pengertian pendidikan: “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, banga dan negara” Namun satu pertanyaan, sudahkah pendidikan kita seperti yang tercantum dalam UU tersebut?


Referensi :
http://smkn1yogyakarta.org/news/2-pentingnya-pendidikan.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12/pentingnya-pendidikan-bagi-kehidupan/
Kata Kunci :

Pentingnya Pendidikan Bagi Kehidupan





Monday, December 10, 2018

ARTIKEL PENDIDIKAN

ARTIKEL PENDIDIKAN



Pentingnya Pendidikan Bagi Kehidupan
Berbicara tentangt pendidikan kita semua pasti sudah tahu bahwa betapa pentingnya pendidikan tersebut. Pendidikan, kemampuan, pengetahuan merupakan salah satu modal yang kita miliki untuk hidup di zaman yang serba sulit ini. Mengapa dikatakan demikian?
Kita tentu sudah bisa menjawabnya, apa hal pertama yang dilihat bila kita ingin mengajukan surat lamaran perkerjaan? Apa yang kita butuhkan ketika ingin memulai suatu bisnis atau usaha?
Tentu saja pendidikan, kemampuan, wawasan dan pengetahuanlah yang kita butuhkan. Di dalam bangku pendidikan banyak sekali hal yang kita dapatkan.Tetapi entah mengapa banyak sekali warga di Indonesia ini yang tidak mengenyam bangku pendidikan sebagaimana mestinya, khususnya di daerah-daerah terpencil di sekitar wilayah Indonesia ini. Sepertinya kesadaran mereka tetang pentingnya pendidikan perlu ditingkatkan.
Sebagaimana yang diungkapkan Daoed Joesoef tentang pentingnya pendidikan : “Pendidikan merupakan segala bidang penghidupan, dalam memilih dan membina hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia” Dan tentulah dari pernyataan tersebut kita bisa mengambil kesimpulan bahwa Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa lepas dari kehidupan.
 Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap negara di dunia. Sudah menjadi suatu rahasia umum bahwa maju atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu pentingnya pendidikan, sehingga suatu bangsa dapat diukur apakah bangsa itu maju atau mundur, karna seperti yang kita ketahui bahwa suatu Pendidikan tentunya akan mencetak Sumber Daya Manusia yang berkualitas baik dari segi spritual, intelegensi dan skill dan pendidikan merupakan proses mencetak generasi penerus bangsa. Apabila output dari proses pendidikan ini gagal maka sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan.
Bagi suatu bangsa yang ingin maju, pendidik harus dipandang sebagai sebuah kebutuhan sama halnya dengan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Maka tentunya peningkatan mutu pendidikan juga berpengaruh terhadap perkembangan suatu bangsa. Kita ambil contoh Amerika, mereka takkan bisa jadi seperti sekarang ini apabila –maaf– pendidikan mereka setarap dengan kita. Lalu bagaimana dengan Jepang? si ahli Teknologi itu? Jepang sangat menghargai Pendidikan, mereka rela mengeluarkan dana yang sangat besar hanya untuk pendidikan bukan untuk kampanye atau hal lain tentang kedudukan seperti yang–maaf– Indonesia lakukan. Tak ubahnya negara lain, seperti Malaysia dan Singapura yang menjadi negara tetangga kita.


Mungkin sedikit demi sedikit Indonesia juga sadar akan pentingnya pendidikan. Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang jatuh pada tanggal 2 Mei menitikberatkan atau mengambil tema pendidikan karakter untuk membangun peradaban bangsa dan seperti yang diberitakan bahwa Kementrian Pendidikan Nasional telah menyediakan infrastruktur terkait akses informasi bekerja sama dengan MNC Group, melalui TV berbayarnya, Indovision menyiarkan siaran televisi untuk pendidikan.Dan juga penyediaan taman bacaan di pusat perbelanjaan. Namun apakah pendidikan karakter ini bisa mengubah masalah-masalah yang sering kita hadapi dalam dunia pendidikan?
Didalam UU No.20/2003 tentang sistem pendidikan Nasional, tercantum pengertian pendidikan: “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, banga dan negara” Namun satu pertanyaan, sudahkah pendidikan kita seperti yang tercantum dalam UU tersebut?


Referensi :
http://smkn1yogyakarta.org/news/2-pentingnya-pendidikan.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12/pentingnya-pendidikan-bagi-kehidupan/
Kata Kunci :

Pentingnya Pendidikan Bagi Kehidupan