Media Informasi Seputar pendidikan

Sunday, December 9, 2018

PROPOSAL PENELITIAN PROGDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM



PROPOSAL PENELITIAN

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU BERBASIS BUDAYA RELIGIUS DI MAN 1 REMBANG
Proposal ini di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Metologi Penelitian Pendidikan
Dosen pengampu : Dr. H. IKHROM, M. Ag.
AN PROFESIONALISME GURU BERBASIS BUDAYA RELIGIUS DI MAN  PROPOSAL PENELITIAN PROGDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
Oleh :
ARDANY NURIL FAHMA
NIM : 1403036034

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2017


 
ABSTRAK
Ardany Nuril Fahma (1403036034). Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru Berbasis Budaya Religius di MAN 1 REMBANG. Proposal penelitian. Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG, 2017.
Sesuatu yang luar biasa hasil dari kerja yang luar biasa juga, dunia pendidikan yang ada saat ini hampir tidak ada perbedaan antara sekolah umum dengan sekolah berbasiskan madrasah dilihat dari guru dan pegawainya sebagai stakeholders disebuah lembaga pendidikan tersebut. lembaga pendidikan Islam tidaklah lengkap ketika pengetahuan tentang keagamaan para pendidik (guru) dan pegawai yang masih minim. Di sinilah letak peran penting seorang kepala sekolah sebagai manejer dalam meningkatkan profesionalisme guru pada bidang keagamaan. Budaya religius dalam suatu lembaga pendidikan masih sangat perlu ditekankan, meskipun lembaga pendidikan tersebut berbasiskan Islam. Budaya religius adalah sekumpulan nilai agama yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan, dan simbol- simbol yang dipraktikkan guru sebagai tenaga pendidik di madrasah. Budaya religius menuntut guru sebagai staf pendidikan yang tidak hanya mempunyai kemampuan kognitif yang unggul saja, melainkan kemampuan afektifnya.















BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
 Dalam negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia, mengalami perubahan drastis di segala bidang kehidupan, baik langsung maupun tidak langsung, perubahan tersebut banyak disebabkan oleh teknologi yang berkembang cepat, sehingga realitas semacam ini ikut pula mewarnai kehidupan.
Proses perubahan yang bersifat kompleks, Universal dan kait mengkait itu akan membawa dampak yang positif dan negatif bagi kehidupan bangsa Indonesia. Salah satu problem yang pemecahannya diharapkan mampu menjawab dampak negatif modernisasi adalah dunia pendidikan, terutama kurang relevansinya pendidikan dengan tuntutan (kebutuhan) pembangunan. Hal ini menunjukkan bahwa mutu pendidikan harus senantiasa ditingkatkan agar dapat mengikuti sekaligus melopori dinamika. Kehidupan masyarakat adalah pusat segala tumpuhan untu mencetak kader-kader pembangunan yang terampil, cakap dan kreatif. Bahkan pendidikan aktifitas fundamental dalam kehidupan manusia yang memiliki keleluasan dan orentasi menyeluruh.
Peranan guru dalam proses belajar mengajar dirasakan sangatlah besar pengaruhnya terhadap perubahan tingkah laku anak didik. Untuk dapat mengubah tingkah laku anak didik sesuai dengan yang diharapkan maka diperlukan seorang guru yang profesional. Yaitu guru yang mampu menggunakan seluruh kemampuan pendidikan sehingga proses belajar mengajar tersebut berjalan dengan baik. Perlu disadari bahwa tidak semua guru mampu melaksanakan tugas buat yang diembannya, dan tidak selamanya dapat memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat yang sedang berkembang. Bekal kemampuan profesional tidak lagi relevan dengan berkembang ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga tenaga guru harus berusaha secara kontinu untuk meningkatkan kemampuan dan pemahamannya  sesuai dengan tugas yang diembannya.
Berkaitan dengan kepala sekolah mempunyai peranan penting dalam memncetak seorang guru yang profesional. Guru juga sangat menentukan kemana arah dan sekaligus tujuan peserta didik. Adapun tugas kepala sekolah sebagai pemimpin dan sekaligus sebagai supervisor adalah berkewajiban membantu para guru di sekolah untuk mengembangkan profesinya dan sekaligus menolong guru agar mampu melihat persoalan yang dihadapinya baik dalam kelas maupun luar kelas. Dalam meningkatkan profesionalisme guru Kepala Sekolah harus memiliki berbagai macam bentuk strategi sehingga dapat tercapai arah dan tujuan sekolah sekaligus untuk meningkatkan mutu sekolah.[1]
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana kepala sekolah meningkatkan profesionalisme guru berbasis budaya religius di MAN 1 REMBANG?
2.      Bagaimana keberhasilan kepala sekolah dalam meningkatkan profsionalisme guru berbasis budaya religius di MAN 1 REMBANG?
3.      Apa saja faktor penghambat dan pendukung dalam  penerapan peningkatan profesionalisme guru berbasis budaya religi di MAN 1 REMBANG?
C.    TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1.      Tujuan penelitian ini untuk :
a.    Mengetahui kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru berbasis budaya religius di MAN 1 REMBANG.
b.    Mengetahui Keberhasilan kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan profsionalisme guru berbasis budaya religius di MAN 1 REMBANG.
c.    Memaparkan faktor penghambat dan pendukung dalam  penerapan kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru berbasis budaya religi di MAN 1 REMBANG.
2.      Manfaat penelitian
a.       Meningkatkan kualitas dan kuantitas profesionalisme guru
b.      Sebagai bahan masukan bagi lembaga pendidikan islam dalam menerapkan kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru berbasis religius.
D.    KAJIAN PUSTAKA
1.      Kepala sekolah
Kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong sekolah untuk dapat mewujudkan visi, misi ,tujuan dan sasaran sekolahnya melalui program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Oleh karena itu kepala Sekolah dituntut mempunyai kemampuan manejemen dan kepemimpinan yang memadai agar mampu mengambil inisiatif dan prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah.[2]
2.      Profesionalisme guru
Kata “Profesional” berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian dan sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian, seperti guru, dokter, hakim dan sebagainya. Dalam pengertian lain Profesional adalah Pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.[3]  Pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain.[4]
3.      Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru
Sebagai pemimpin dalam menjalankan tugasnya perlu mengingat dan berpedoman kepada strategi-strategi pemimpin. Karena dengan memperhatikan strategi-strategi tersebut pemimpin dapat melakukan langkah yang tepat dalam rangka mengarahkan anak didiknya. Bagaimanapun pendekatan yang tepat sangat diperlukan oleh seorang pemimpin agar apa yang disampaikan kepada anak didik dapat tersosialisasi kedalam setiap pribadi anak didik tersebut. Dengan tersosialisasikannya perintah, teguran, nasihat dan lain-lain, maka anak didik mempunyai keyakinan yang lebih baik. Adapun beberapa strategi pemimpin adalah meliputi :
a.       Strategi memberi perintah
b.      Strategi menegur
c.       Strategi menghargai
d.      Strategi menerima saran
e.       Stratgi memelihara identitas
f.        Strategi mengenalkan anggota baru dan
g.      Strategi menciptakan disiplin kelompok
Semua strategi pemimpin diatas perlu memiliki sebagai sebuah skill pemimpin, agar seorang pemimpin mampu melakukan fungsi- fungsi kepemimpinan dengan baik.[5]

E.     METODE PENELITIAN
Pada umumnya metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data tujuan dan kegunaan tertentu. sedangkan metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikansuatu pengetahuan tertentu sehingga ada giliranya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.[6]
Dalam penelitian, hal- hal yang perlu dijelaskan meliputi:

1.      Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian field research yaitu penelitian lapangan yang bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang ditunjukkan untuk mendeskripsikan dan menganalisa fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran seseorang melalui individu maupun kelompok.[7]
Menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghadirkan data deskriptif beberapa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau pelaku yang diamati. Sedangkan menurut Whitney dalam Moh.Nazir bahwa metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan-hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlansung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.[8]




2.      Pedekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan dengan berusaha memahami arti peristiwa dan terdapat keterkaitan dengan orang- orang biasa dalam situasi tertentu.

3.      Penentuan Subyek
Dalam penentuan subyek adalah orang- orang yang berhubungan langsung dalam memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar atau obyek penelitian.[9]
Adapun yang dijadikan subyek dalam penelitian ini adalah :
a.       Kepala sekolah
b.      Guru- guru
c.       Karyawan

4.      Lokasi  Penelitian
MAN 1 REMBANG bertempat di pusat kota Rembang, berdekatan dengan RSUD REMBANG yang tempatnya tidak terlalu ramai dari kendaraan bermotor sehingga meminimalisir terjadinya kecelakaan.

5.      Metode Pengumpulan Data
a.       Metode Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian.”[10]
Menurut Denzin dalam Rochiati wawancara adalah pemberian pertanyaan yang diajukan secara verbal yang diajukan kepada orang yang dianggap mampu memberi informasi atau penjelasan, hal lain yang dipandang perlu.[11]
Teknik ini penulis gunakan untuk meneliti secara langsung maupun tidak langsung kenyataan-kenyataan yang terjadi pada obyek penelitian untuk memperoleh data tentang keadaan MAN 1 REMBANG baik jumlah murid ataupun keadaan yang lainnya.


b.      Wawancara
Adalah alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan juga.”[12]
Kalau menurut Suharsimi Arikunto, wawancara adalah: “ sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara ( interviewer ) untuk memperoleh informasi dari pewawancara.”[13]
Metode interview ini penulis gunakan untuk mencari informasi atau data yang berhubungan dengan Kepala Sekolah dan guru yang berkecimpung di MAN 1 REMBANG, sebab beliau-beliaulah yang ikut bertanggung jawab atas keberhasilan mutu pendidikan di MAN 1 REMBANG.
c.       Dokumentasi
Adalah mencari data mengenai hal-hal yang valit atau fariabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, Notulen Rapat, legger, agenda dan sebagainya.”[14]

4.      Metode Analisis Data
Setelah penulis memperoleh data yang diperlukan, maka tahap berikutnya adalah analisa data. Analisa data ini tidak dilakukan secara serentak (bersama-sama) melainkan disesuaikan dengan perolehan data berdasarkan kenyataan obyektif, yaitu setiap data yang diperoleh langsung dianalisa. Tekhnik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tekhnik diskriptif dengan membuat gambaran yang sistematis dengan faktual serta analisisnya dilakukan dengan tiga cara yaitu: (1) reduksi data atau penyederhanaan (data reduction); (2) paparan atau sajian data (data display); (3) penarikan kesimpulan.

6.      Pengecekan Keabsahan Data
Untuk memperoleh hasil penelitian dan interpretasi yang diabsah maka diperlukan triangulasi yaitu memeriksakan kebenaran data yang telah diperoleh kepada pihak-pihak lain yang dapat dipercaya, memperpanjang kehadiran penelitian, menggunakan alat bantu seperti HP recorder, kamera dan lainya.

7.      Tahap-tahap Penelitian
Dalam penelitian, penelitian melalui tahapan-tahapan yaitu:
a.    Penelitian pendahuluan dengan menetapkan konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian dan kegunaan penelitian.
b.    Menentukan desain penelitian meliputi rancangan penelitian, pemilihan lokasi penelitian, menentukan sumber data, prosedur pengumpulan data, analisa data, pengecakan keabsahan data.
c.    Melaksanakan penelitian.
d.    Membuat laporan penelitan
























DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian, Jakarta, Rineka Cipta 1997
E.Mulyasa. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. 2005
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, Jakarta: Rajawali Press, 2009
Moleong Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011
Purwanto Ngalim, Administrasi Pendidikan, Jakarta, PT. Mutiara,1984
Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta. 2010
Sukamdinata Nana Syaodah, Metode Penelitian Pendidikan, (bandung: PT. Remaja rosdakarya, 2008
Undang –undang Guru dan Dosen,  Jakarta, Sinar Grafika, 2010
Wiridiaatmaja Rochiati , Metode penelitian Tindakan Kelas, (Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 2007)



 


[1] Ngalim Purwanto.  Administrasi pendidikan, ( Jakarta, PT. Mutiara.1984), hlm. 50
[2] Dr.E.Mulyasa, M.Pd. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. 2005 hal. 32
                [3]  Undang –undang Guru dan Dosen,  Jakarta, Sinar Grafika, 2010, hal. 03
[4]  Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, Jakarta: Rajawali Press, 2009, hal.45
[6] Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta. 2010), hlm. 6.
[7] Nana syaodah sukamdinata, Metode Penelitian Pendidikan, (bandung: PT. Remaja rosdakarya, 2008), hlm. 60.
[8] Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), hlm.9-10.
[9] Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 132.
[10] Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011),hal. 165
[11] Prof. Rochiati Wiridiaatmaja, Metode penelitian Tindakan Kelas, (Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 2007), hal. 117
[12]Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011),hal. 165
[13] Suharsimi arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta, Rineka Cipta 1997, hal. 132
[14] Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011),hal 135

0 komentar:

Post a Comment