Media Informasi Seputar pendidikan

Showing posts sorted by relevance for query 10-prinsip-pada-pembelajaran-paud. Sort by date Show all posts
Showing posts sorted by relevance for query 10-prinsip-pada-pembelajaran-paud. Sort by date Show all posts

Friday, November 2, 2018

10 PRINSIP PADA PEMBELAJARAN PAUD PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

 Pemberian rangsangan pendidikan dengan cara yang tepat melalui bermain 10 PRINSIP PADA PEMBELAJARAN PAUD PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Prinsip yang  digunakan  dalam  proses  pembelajaran anak  usia  dini adalah sebagai berikut :

1. Belajar melalui bermain
Anak di bawah usia 6 tahun berada pada masa bermain. Pemberian rangsangan pendidikan dengan cara yang tepat melalui bermain, dapat memberikan pembelajaran yang bermakna pada anak.

2. Berorientasi pada perkembangan anak
Pendidik harus mampu mengembangkan semua aspek perkembangan sesuai dengan tahapan
usia anak.

3. Berorientasi pada kebutuhan anak
Pendidik harus mampu memberi rangsangan  pendidikan atau stimulasi sesuai  dengan kebutuhan anak, termasuk anak-anak yang mempunyai kebutuhan khusus.

4. Berpusat pada anak
Pendidik  harus  menciptakan  suasana  yang  bisa  mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi, dan kemandirian sesuai dengan karakteristik, minat, potensi, tingkat perkembangan, dan kebutuhan anak.

5. Pembelajaran aktif
Pendidik harus mampu menciptakan suasana yang mendorong anak aktif mencari, menemukan, menentukan pilihan, mengemukakan  pendapat,  dan  melakukan  serta  mengalami sendiri.

6. Berorientasi pada pengembangan nilai-nilai karakter
Pemberian rangsangan pendidikan diarahkan untuk mengembangkan nilai-nilai yang membentuk karakter yang positif pada anak. Pengembangan nilai-nilai karakter tidak dengan pembelajaran langsung, akan tetapi melalui pembelajaran untuk mengembangkan kompetensi  pengetahuan dan keterampilan serta melalui pembiasaan dan keteladanan.

7. Berorientasi pada pengembangan kecakapan hidup
Pemberian rangsangan pendidikan diarahkan untuk mengembangkan kemandirian anak. Pengembangan kecakapan hidup dilakukan  secara terpadu baik melalui pembelajaran untuk mengembangkan kompetensi pengetahuan dan keterampilan maupun melalui pembiasaan dan keteladanan.

8. Didukung oleh lingkungan yang kondusif
Lingkungan pembelajaran diciptakan sedemikian rupa agar menarik, menyenangkan, aman, dan nyaman bagi anak. Penataan  ruang diatur agar anak  dapat berinteraksi  dengan pendidik, pengasuh, dan anak lain.

9. Berorientasi pada pembelajaran yang demokratis
Pembelajaran yang demokratis sangat diperlukan untuk mengembangkan rasa saling menghargai antara anak dengan pendidik, dan antara anak dengan anak lain.

10. Pemanfaatan media belajar, sumber belajar, dan narasumber Penggunaan
media  belajar, sumber belajar, dan narasumber yang ada di lingkungan PAUD bertujuan agar pembelajaran lebih kontekstual dan bermakna. Termasuk narasumber adalah orang-orang  dengan  profesi  tertentu  yang dilibatkan sesuai dengan tema, misalnya dokter, polisi, nelayan, dan petugas pemadam kebakaran.

Sumber : Permendikbud RI Nomor 146 Tahun 2014.

Thursday, November 29, 2018

PRINSIP UMUM DALAM PEMBELAJARAN PAUD TERPADU

Pendidikan anak usia dini yang diterapkan dalam pembelajaran PAUD terpadu didasarkan atas  PRINSIP UMUM DALAM PEMBELAJARAN PAUD TERPADU
Pendidikan anak usia dini yang diterapkan dalam pembelajaran PAUD terpadu didasarkan atas prinsip-prinsip yang umum tetapi sangat penting sebagai berikut :

1. Berorietasi pada kebutuhan anak
Pada dasarnya  setiap anak memiliki kebutuhan dasar yang sama, seperti kebutuhan fisik, rasa aman, dihargai, tidak dibeda-bedakan, bersosialisasi, dan kebutuhan diakui. Karena itu hak anak dapat menjadi acuan utama dalam memenuhi kebutuhan anak.

2. Sesuai dengan perkembangan anak
Setiap usia mempunyai tugas perkembangan yang berbeda-beda, misalnya pada usia 4 bulan pada umumnya anak bisa bisa tengkurap, usia 6 bulan bisa duduk, 10 tahun bisa berdiri, dan 1 tahun bisa berjalan. Pada dasarnya semua anak memiliki pola perkembangan yang dapat diramalkan, misalnya anak akan bisa berjalan setelah bisa berdiri.

3. Sesuai dengan keunikan setiap individu
Anak merupakan individu yang unik, masing-masing mempunyai gaya belajar yang berbeda. Anak yang lebih mudah belajarnya dengan menggunakan (auditori), ada yang dengan melihat (visual) dan ada yang harus dengan bergerak (kinestetik). Anak juga memiliki minat yang berbeda-beda terhadap alat/bahan yang dipelajari/dipergunakan, juga mempunyai temperamen yang berbeda, bahasa yang berbeda, cara merespon lingkungan, serta kebiasaan yang berbeda.

4. Kegiatan belajar dilakukan melalui bermain
Pembelajaran dilakukan dengan cara menyenangkan. Melalui bermain anak belajar tenang : konsep-konsep matematika, sains , seni dan kreitivitas , bahasa, sosial , dan lain-lain. Selama bermain, anak mendapatkan pengalaman untuk mengembangkan aspek-aspek atau niali-nilai moral, fisik/motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan seni.

5. Anak belajar dari konkrit ke abstrak, dari yang sederhana ke yang kompleks, dari gerakan ke verbal, dan dari diri sendiri ke sosial. Ini meliputi hal-hal sebagai berikut:
  • Anak belajar mulai dari hal-hal yang paling konkrit yang dapat dirasakan oleh inderanya (dilihat, diraba, dicium, dicecap, didengar) ke hal-hal yang bersifat imajinasi.
  • Anak belajar dari konsep yang paling sederhana ke konsep yang lebih rumit, misalnya mula-mula anak memahami apel sebagai buah kesukaannya, kemudian anak memahami apel sebagai buah yang berguna untuk kesehatannya.
  • Kemampuan komunikasi anak dimulai dengan menggunakan bahasa tubuhnya lalu dikembangkan dengan menggunakan bahasa lisan.
  • Anak memahami lingkungannya dimulai dari hal-hal yang terkait dengan dirinya sendiri, kemudian ke lingkungan dan orang-orang yang paling dekat dengan dirinya, sampai kepada lingkungan yang lebih luas.
6. Anak sebagai pembelajar aktif
Dalam proses pembelajaran, anak anak merupakan subjek atau pelaku kegiatan dan pendidik merupakan fasilitator. anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar, mempunyai banyak ide, dan tidak berdiam diri dalam jangka waktu lama.

7. Anak belajar melalui interaksi sosial
Pembelajaran anak melalui interaksi sosial baik dengan orang dewasa maupun  dengan teman sebaya yang ada dilingkungannya. Salah satu cara anak belajar adalah dengan cara mengamati, meniru, dan melakukan. Orang dewasa dan teman-teman yang dekat dengan kehidupan anak merupakan obyek yang diamati dan ditiru anak, Melalui cara ini anak belajar cara bersikap, berkomunikasi, berempati, menghargai, atau pengetahuan dan keterampilan.

8. Menyediakan lingkungan yang mendukung proses belajar
Lingkungan merupakan sumber belajar yang sangat bermanfaat bagi anak. Lingkungan berupa lingkungan fisik adalah bagian dari penataan ruangan, penataan alat main, benda-benda perubahan benda (daun muda - daun tua, daun kering, dst), cara kerja benda (bola didorong akan menggelinding, sedangkan kubus didorong akan menggeser, dst), dan lingkungan non fisik berupa kebiasaan orang-orang sekitar, suasana belajar (keramahan pendidik, pendidik yang bersiap membantu. dst)

9. Merangsang munculnya kreativitas dan inovatif.
Pada dasarnya setiap anak memiliki potensi kreativitas yang sangat tinggi. Ketika anak diberi kesempatan untuk menggunakan berbagi bahan dalam kegiatan permainannya, maka anak akan dapat belajar tentang berbagai sifat dari bahan-bahan tersebut.

10. Mengembangkan kecakapan hidup anak.
Kecakapan hidup meruapakn suatu ktrampilan yang perlu dimiliki anak melalaui pengembangan karakter. Karakter yang baik dapat dikembangkan dan dipupuk sehingga menjadi modal bagi masa depannya kelak. Kecakapan hidup di-arahkan untuk membantu anak menjadi mandiri, tekun, bekerja keras, disiplin, jujur, percaya diri, dan mampu membangun hubungan dengan orang lain. Kecakapan hidup merupakan keterampilan dasar yang berguna bagi kehidupannya kelak. Ini akan sangat menunjang seseorang agar kelak dapat menjadi orang yang berhasil.

11. Menggunakan berbagai sumber dan media belajar yang ada di lingkungan sekitar.
Sumber dan media belajar untuk PAUD tidak terbatas pada alat dan media hasil pabrikan, tetapi dapat menggunakan berbagai bahan dan alat yang tersedia dilingkungan sepanjang tidak berbahaya bagi kesehatan anak. Air, tanah lempung, pasir, batu-batuan, kerang, daun-daunan, ranting, karton, botol-botol bekas, perca kain, baju bekas, sepatu bekas, dan banyak benda lainnya dapat dijadikan sebagai media belajar untuk mengenalkan banyak konsep; matematika, sains, sosial, bahasa, dan seni.   

12. Anak belajar sesuai dengan kondisi sosial budayanya
Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan wahana anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi yang berakar pada sosial budaya yang berlaku di lingkungan Pendidik mengenalkan budaya, kesenian, permainan, anak, baju daerah menjadi bagian dari setting dan pembelajaran baik secara regular maupun melalui event tertentu

13. Melibatkan peran serta orang tua yang bekerja sama dengan para pendidik di lembaga PAUD
orang tua menjadi sumber informasi mengenai kebiasaan, kegemaran, ketidaksukaan anak, dan lain-lain yang digunakan pendidik dalam penyusunan program pembelajaran. Orangtua juga dilibatkan dalam memberikan keberlangsungan pendidikan anak di rumah.

14. Stimulasi pendidikan bersifat menyeluruh yang mencakup semua aspek perkembangan
Saat anak melakukan sesuatu, sesungguhnya ia sedang mengembangkan berbagai aspek perkembangan/kecerdasan. Sebagai contoh saat anak makan, ia mengembangkan kemampuan bahasa (kosa kata tentang nama bahan makanan, jenis makanan, dan sebagainya), gerakan motorik halus (memegang sendok, membawa makanan kemulut), kemampuan kognitif (membedakan jumlah makanan yang banyak dan sedikit). kemampuan sosial emosional (duduk dengan tepat saling berbagi, saling menghargai keinginan teman), dan aspek moral(berdoa sebelum dan setelah makan).

Demikian prinsip-prinsip umum pendidikan anak usia dini yang diterapkan dalam pembelajaran PAUD terpadu di lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD). Semoga bermanfaat, terimakasih.


Sumber: Bahan diklat TOT Pendidik PAUD Direktorat Jenderal  tahun 2012.

Friday, November 2, 2018

KATEGORI JENIS LOMBA APRESIASI GTK PAUD DAN DIKMAS BEPRESTASI TINGKAT NASIONAL TAHUN 2016



rekan Pendidik dan Tenaga Kependidikan GTK PAUD dan Dikmas dimana saja berada di seluruh N KATEGORI JENIS LOMBA APRESIASI GTK PAUD DAN DIKMAS BEPRESTASI TINGKAT NASIONAL TAHUN 2016
Selamat siang, selamat tahun baru 2016 kepada seluruh rekan-rekan Pendidik dan Tenaga Kependidikan GTK PAUD dan Dikmas dimana saja berada di seluruh Nusantara.  Di awal tahun baru ini kembali blog Anak Paud Bermain Belajar mengisi beberapa postingan yang mudah-mudahan dapat bermanfaat untuk para GTK PAUD dan Dikmas semuanya. Postingan blog kali ini dimulai dengan informasi tentang kegiatan lomba Apresiasi GTK PAUD & Dikmas Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2016.
 
Sebagaimana kita kita ketahui, kegiatan Apresiasi GTK PAUD & Dikmas Berprestasi Tingkat Nasional (sebelumnya Apresiasi PTKPAUDNI) yang dilaksanakan setiap tahunnya merupakan ajang apresiasi dan prestasi bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan GTK PAUD dan Dikmas yang telah mengabdikan dirinya dibidang pendidikan nonformal dan informal.  Ajang prestasi insan pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan nonformal yang kini bertajuk Apresiasi GTK PAUD dan Dikmas Berprestasi tingkat nasional yang akan diselenggarakan di Palu pada 22-28 Mei 2016. Jenis lomba sebanyak 16 lomba perorangan dan 2 lomba kelompok.

Direktur Pembinaan GTK PAUD dan Dikmas dalam surat bernomor 56/B2.4/KP/2015 tanggal 14 Desember 2015 menyatakan bahwa kegiatan Apresiasi GTK PAUD dan Dikmas Berprestasi bertujuan untuk memotivasi guru dan tenaga kependidikan (GTK) PAUD dan Dikmas dalam berkarya, berinovasi dan berprestasi dalam mendukung pelaksanaan tugasnya sebagai GTK PAUD dan Dikmas. Kegiatan seleksi dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat kabupaten/kota, provinsi dan nasional.

Adapun 18 kategori atau jenis lomba dan topik seleksi pada Apresiasi GTK PAUD & Dikmas Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2016 tersebut adalah sebagai berikut :



No
Jenis GTK PAUD dan Dikmas
Topik Seleksi
1.
Guru KB/TPA/SPS
Inovasi pembelajaran anak usia dini berbasis sepuluh prinsip pembelajaran PAUD melalui sikap keteladanan dan pembiasaan dengan pendekatan saintifik.
2.
Pengelola KB/TPA/SPS
Pengelolaan dana desa dalam upaya peningkatan mutu layanan PAUD menuju penguatan satu desa satu PAUD berkualitas.
3.
Instruktur Kursus Komputer
Inovasi pembelajaran pembuatan web desain
4.
Instruktur Kursus Tata Kecantikan Rambut (Hair Styling)
Inovasi pembelajaran Hair Styling pria/wanita.
5.
Instruktur Kursus Tata Rias Pengantin
Inovasi pembelajaran tata rias pengantin tradisional modifikasi.
6.
Instruktur Kursus Tata Busana
Inovasi pembelajaran busana kerja pria/wanita dengan sentuhan etnik.
7.
Pengelola Lembaga Kursus dan Pelatihan
Strategi membangun kemitraan LKP dengan DUDI untuk meningkatkan keterserapan lulusan LKP menjadi wirausaha baru dan dunia kerja.
8.
Pamong Belajar pada SKB
Strategi pembelajaran berbasis teknologi informasi untuk meningkatkan lulusan.
9.
Penilik
Strategi pembimbingan untuk meningkatkan guru dan tenaga kependidikan PAUD dan Dikmas.
10.
Pengelola Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
Menyinergikan pengelolaan PKBM dengan mitra usaha untuk meningkatkan kegiatan usaha dan usaha mandiri bagi masyarakat.
11.
Pengelola Taman Bacaan Masyarakat
Strategi pengelolaan TBM dalam memotivasi masyarakat agar gemar membaca.
12.
Tutor Paket A
Inovasi pembelajaran Paket A pada daerah khusus atau terpencil.
13.
Tutor Paket B
Inovasi pembelajaran berbasis kearifan lokal.
14.
Tutor Paket C
Inovasi pembelajaran yang efektif dalam rangka mengembangkan karakter peserta didik.
15.
Tutor Pendidikan Keaksaraan
Inovasi pembelajaran keaksaraan yang efektif dengan memanfaatkan potensi lokal.
16.
Kepala Sanggar Kegiatan Belajar
Mengoptimalkan sumber daya SKB dalam meningkatkan mutu layanan pembelajaran PAUD dan Dikmas bagi masyarakat.
17.
Paduan suara Kelompok (16 orang Perpropinsi)
Lagu Mars/Himne GTK PAUD & Dikmas.
18.
Senam Aerobik (16 orang Perpropinsi)
Versi daerah masing-masing

Lomba kategori kelompok terdiri dari paduan suara (Mars/Hymne GTK PAUD dan Dikmas) dan senam aerobik versi daerah masing-masing.
Download Juknis Apresiasi GTK PAUD dan Dikmas Berprestasi Tahun 2016 Lengkap  di sini !!

Sumber:

-   Surat Direktur Pembinaan GTK PAUD dan Dikmas bernomor 56/B2.4/KP/2015 tanggal 14 Desember 2015, beserta lampiran.

-    Juknis Kegiatan Apresiasi GTK PAUD dan Dikmas Berprestasi Tahun 2016.


rekan Pendidik dan Tenaga Kependidikan GTK PAUD dan Dikmas dimana saja berada di seluruh N KATEGORI JENIS LOMBA APRESIASI GTK PAUD DAN DIKMAS BEPRESTASI TINGKAT NASIONAL TAHUN 2016

PERMAINAN BERHITUNG PERMULAAN DI TK PAUD

PENGERTIAN DAN TEORI PERMAINAN BERHITUNG DI TK PAUD

Berhitung adalah usaha melakukan, mengerjakan hitungan seperti menjumlah, mengurangi serta memanipulasi bilangan-bilangan dan lambang-lambang matematika, sedangkan untuk mengetahui tingkat kemampuan berhitung siswa digunakan metode tes.

Metode tes adalah serentetan pertanyan atau latihan atau alat lain yang digunakan pada lingkup perkembangan. Metode tes adalah termasuk metode non eksperimental. Berikut ini adalah metode-metode eksperimental antara lain :
a. Metode pengamatan, suatu cara untuk mencatat tingkah laku tertentu dari orang yang diamati dengan menggunakan pedoman observasi.
b. Metode survei, suatu metode yang digunakan untuk mempelajari beberapa masalah yang sulit dipelajari melalui metode pengamatan dan menggunakan kuesioner atau wawancara.
c. Metode klinis, suatu metode yang digunakan untuk mengamati seseorang di tempat khusus yang telah disediakan, sehingga dapat diketahui perilaku-perilaku dan pernyataan-pernyataannya yang spontan dengan tujuan paedagogis atau medis.
d. Metode angket, suatu cara dengan menggunakan daftar pertanyaan atau pertanyaan yang diberikan kepada sejumlah orang yang harus dijawab, untuk kemudian dicari simpulan umum.
e. Metode wawancara, suatu cara untuk menggali pendapat, perasaan, sikap, pandangan, proses berpikir, proses penginderaan dan berbagai hal yang merupakan tingkah laku covert yang tidak dapat ditangkap langsung oleh atau melalui metode observasi.
f. Metode sejarah kehidupan, suatu metode yang digunakan untuk mengetahui tingkah laku seseorang dengan segala latar belakangnya. Melalui penelitian buku harian atau wawancara tentang masa lalu subjek.
g. Metode tes (pemeriksaan psikologis), suatu metode yang digunakan untuk memeriksa hal-hal yang tidak dapat diketahui dengan metode-metode lain, seperti IQ, kepribadian, arah minat, kecemasan dengan menggunakan tes psikodiagnostik.

Minat penelitian ilmiah tentang anak mendapat dorongan yang besar setelah G. Stanley Hall mengawali penelitiannya tentang konsep anak (1891) dengan tekanan bahwa anak bukan orang dewasa kecil. Pandangan ini diterima oleh murid-muridnya yang tidak lama kemudian diikuti oleh banyak psikolog dan ahli pendidikan.

Beberapa teori yang mendasari perlunya permainan berhitung di taman kanak-kanak sebagai berikut :

a. Tingkat perkembangan mental anak
Jean Piaget, menyatakan bahwa kegiatan belajar memerlukan kesiapan dalam pendidikan anak. Artinya belajar sebgai proses membutuhkan aktivitas baik fisik maupun psikis. Selain itu kegiatan belajar pada anak harus disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan.
Anak usia TK berada pada tahapan pra operasional kongkret dan berpikir intuitif dimana anak mampu mempertimbangkan tentang besar, bentuk dan benda-benda didasarkan pada interprestasi dan pengalamannya (persepsi sendiri).

b. Masa peka berhitung pada anak
Perkembangan dipengaruhi oleh faktor kematangan dan belajar. Apabila anak sudah menunjukkan masa peka (kematangan) untuk berhitung, maka orang tua dan guru harus tanggap, untuk segera memberikan layanan dan bimbingan sehingga kebutuhan anak dapat terpenuhi dan tersalurkan dengan sebaik-baiknya menuju perkembangan kemampuan berhitung yang optimal.

Anak usia TK adalah masa yang sangat strategis untuk mengenalkan berhitung di jalur matematika. Karena usia TK sangat peka terhadap rangsangan yang diterima dan lingkungan. Rasa ingin tahunya yang tinggi akan tersalurkan apabila mendapat stimulasi / rangsangan / motivasi yang sesuai dengan tugas perkembangannya.

c. Perkembangan awal menentukan perkembangan anak selanjutnya
Hurlock (1993) mengatakan bahwa lima tahun pertama dalam kehidupan anak merupakan peletak dasar bagi perkembangan selanjutnya. Anak yang mengalami masa bahagia berarti terpenuhinya segala kebutuhan baik fisik maupun psikis di awal perkembangannya diamalkan akan sangat melaksanakan tugas-tugas perkembangan selanjutnya.

Dalam studi klinis sejak bayi hingga dewasa yang dilakukan oleh Erikson (dalam Elizabet B. Hurlock, 1978 : 26) menyimpulkan bahwa “masa kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia, tempat dimana kebaikan dan sifat buruk akan berkembang mewujudkan diri, meskipun lambat tetapi pasti”.

Selanjutnya Erikson menerangkan, apa yang akan dipelajari seorang anak tergantung bagaimana orang tua memenuhi kebutuhan anak akan makanan, perhatian, cinta kasih. Sekali ia belajar, sikap demikian akan mewarnai persepsi individu akan masyarakat dan suasana sepanjang hidup.

Crumley.F.E. dkk, Gagne R.M. dan Smith, dkk (dalam Elizabeth B Hurlock, 1978 : 26) menunjukkan bukti bahwa sejarah anak yang mempunyai kesulitan penyesuaian sejak tahun-tahun prasekolah hingga sekolah menengah atau universitas telah memperlihatkan bahwa banyak diantara mereka sangat buruk penyesuaian dirinya pada masa kecil hingga tidak pernah dalam suatu kelompok atau mempunyai banyak teman. Sebagai tambahan, banyak diantaranya menderita kesulitan berbicara, sekolah, serta enuretik dan keluarga mereka menganggapnya sebagai “anak yang penuh masalah”. Dari studi riwayat anak nakal, Glueck (dalam Elizabeth B Hurlock, 1978 : 26) menyimpulkan bahwa remaja yang berpotensi menjadi nakal, dapat diidentifikasi sedini usia dua atau tiga tahun karena perilaku anti sosialnya.

Prinsip-Pinsip Permainan Berhitung permulaan
1. Permainan berhitung diberikan secara bertahap.
2. Penget dan ket pd permainan berhitung dibrkn scr bertahap.
3. Permainan brhtng akan berhasil jika anak diberi kesempatan berprtsp
4. Permainan brhtng membutuhkan suasana menyngkn dn rasa aman.
5. Bahasa yg digunakan seyogyanya yg sederhana.
6. Anak dikelompokkan sesuai dg tahap penguasaanya.
7. Dalam mengevaluasi hasil perkemb harus dimulai dari awal smp akhir

Landasan Teori Permainan Berhitung 

1. Tingkat perkembangan mental anak
Jean Piaget : Anak usia TK berada pada tahapan pra-operasional konkrit yaitu tahap persiapan kearah pengorganisasian pekerjaan yg konkrit dan berpikir intuitif dimana anak mampu mempertimbangkan tentang besar, bentuk dan benda-benda didasarkan pd interpretasi dan pengalamannya ( persepsinya sendiri ).

2. Perkembangan dipengaruhi oleh faktor kematangan dan belajar.
Apabila anak sudah menunjukan masa peka ( kematangan ) unt berhitung maka ortu dan guru TK harus tanggap.

3. Perkembangan awal menentukan perkembangan selanjutnya.
Hurlock( 1993 ) : Bahwa lima tahun pertama dlm kehidupan anak merupakan peletak dasar bagi perkembangan selanjutnya.Anak yg mengalami masa bahagia berarti terpenuhinya segala kebutuhan baik fisik mapun psikis di awal perkembangannya diramalkan akan dpt melaksanakan tugas perkembanganKonsep bentuk warna, ukuran dan pola (TPP Permendiknas 58 ).

Usia 4 – < 5tahun
1. Mengklasifikasikan berdasarkan bentuk atau warna atau ukuran
2. Mengklasifikasikan benda ke dalam kelompok yg sejenis atau kelompok yang berpasangan dengan 2 variasi
3. Mengenal pola AB-AB dan ABC-ABC
4. Mengurutkan benda berdasarkan variasi ukuran atau warna.

Usia 5 – < 6 tahun
1. Mengenal perbedaan berdasarkan ukuran “ lebih dari “ “ kurang dari “ dan “ paling ter “
2. Mengklasifikasikan benda berdasarkan bentuk dan ukuran ( 3 variasi )
3. Mengklasivikasikan benda yang lebih banyak ke dalam kelompok yg sama atau kelompok yg sejenis atau kelompok berpasangan yg lebih dari 2 variasi
4. Mengenal pola ABCD – ABCD
5. Mengurutkan benda berdasarkan ukuran dari paling kecil ke paling besar atu sebaliknya
tahapan penguasaan berhitung dijalur matematika yaitu :
1. Penguasaan konsep Pemahaman dan pengertian sesuatu dg menggunakan benda dan peristiwa konkrit, spt pengenalan warna, bentuk dan menghitung bilangan.
2. Masa Transisi
Proses berfikir yg merupakan masa peralihan dr pemahaman konkrit menuju pengenalan lambang yg abstrak, dimana benda konkrit itu masih ada dan mulai dikenalkan bentuk lambangnya. Dilakukan guru secara bertahap sesuai dg laju dan kecepatan kemampuan anak secara individual.
3. Lambang
Merupakan visualisasi dari berbagai konsep misalnya lambang 7 unt menggambarkan konsep bilangan tujuh, merah untuk menggambarkan konsep warna, besar unt menggambarkan konsep ruang dan persegi empat unt menggambarkan konsep bentuk.

Konsep berhitung yg harus dikenalkan kpd anak :
1. Korespondensi Satu Satu
Pertama mulailah dg mencoba-coba membilang dr tingkatan yg sangat sederhana.contoh : satu buku, satu pensil,dst.
2. Pola
Pola merupakan kemampuan unt memunculkan pengaturan sehingga anak mampu memperkirakan urutan berikutnya setelah melihat bentuk 2-3 pola yg berurutan.
3. Memilah/menyortir/klasifikasi
pengelompokan berdasarkan atribut, bentuk, ukuran, jenis warna,dll.
4. Membilang
Menghafal bilangan merupakan kemampuan mengulang angka yg akan membantu pemahaman anak akan arti sebuah angka.contoh : 1 2 3 4 5 6 7 8………dst.
5. Makna angka dan pengenalannya
Setiap angka memiliki makna dr benda-benda/simbul-simbul = 3 bintang Dikenalkan pd bentuk-bentuk yg sama/tdk sama, besar kecil dsb.
6. Ukuran
Anak perlu mengalaman akan mengukur berat, isi, panjang dg cara mengukur langsung sehingga prosesmenemukan angka dr sebuah objek.
7. Dua hal ini merupakan bagian dr proses kehidupan sehari-hari.
Contoh :Waktu : 1 hari Ruang : Sempit 2 hari Luas
8. Penambahan dan pengurangan
2 hal dapat dikenalkan pd anak pra sekolah dg memanipulasi benda.
contoh : Penambahan  4+2= 6
contoh : Pengurangan 5-2=3

Konsep klasifikasi/pengelompokan
Kegiatan meletakkan benda- benda ke dalam sebuah kelompok dengan cara memilah benda- benda yang memiliki satu atau lebih ciri sama ( menyerupai )dan merupakan keterampilan dasar dalam membentuk pola grafik, bangun, ruang dan pengukuran
Jalur Matematika Di TK
1. Bermain pola
Anak diharapkan dpt mengenal dan menyusun pola-pola yg terdapat disekitarnya.Anak mampu membuat urutan pola sendiri sesuai dg kreativitasnya.
2. Bermain Klasifikasi
Anak diharapkan dpt mengelompokkan atau memilih benda berdasarkan jenis, fungsi, warna, bentuk pasangannya sesuai dg yang dicontohkan dan tugas yg diberikan oleh guru.
3. Bermain Bilangan
Anak diharapkan mampu mengenal dan memahami konsep bilangan, transisi dan lambang sesuai dg jumlah benda-benda pengenalan bentuk lambang dan dpt mencocokan sesuai dg lambang bilangan.
4. Bermain Ukuran
Anak diharapkan dpt mengenal konsep ukuran standard yg bersifat informal atau alamiah, seperti panjang, tinggi, dan isi melalui alat ukur alamiah, antara lain jengkal, jari, langkah, tali, tongkat
5. Bermain Geometri
Anak diharapkan dapat mengenal dan menyebutkan berbagai macam benda berdasarkan bentuk geometri dg cara mengamati benda benda yg ada disekitar anak mis lingkaran,segitiga,bujur sangkar, segi empat, segi lima,segi enam,setengah lingkaran,bulat telur (oval).
6. Bermain estimasi (memperkirakan)
Anak diharapkan dapat mengenal kemampuan memperkirakan (estimasi) sesuatu mis perkiraan terhadap waktu, luas jumlah ataupun ruang.Anak terlatih untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yg akan dihadapi
Perkiraan waktu misalnya:
Berapa hari biji tumbuh
Berapa lama kita makan
Berapa lama anak dapat memantulkan bola
Berapa ketukan gambarnya selesai
Perkiraan jumlah:berapa jumlah ikan yg ada dalam aquarium.
Perkiraan ruang misalnya : Berapa anak bergandengan untuk dapat mengelilingi kelas ini.
7. Bermain Statistika.
Anak diharapkan dapat memiliki kemampuan untuk memahami perbedaan dalam jumlahdan perbandingan dan hasil pengamatan terhadap suatu obyek (dalam bentuk visual
PERSIAPAN MEMBACA MENULIS PERMULAAN
Melalui Permainan
TK Merupakan lembaga Pra akademik artinya :
  • Tidak mengemban tanggung jawab utama dalam membelajarkan ket membaca dan menulis, melainkan menjadi tanggung jawab lembaga SD
  • Pembelajaran persiapan membaca dan menulis di TK hendaknya diberikan secara terpadu dalam pengembangan Bahasa dan Motorik
  • Alur pemikiran tersebut tidak sejalan dg praktik kependidikan di TK maupun SD di Indonesia.Pergeseran tanggung jawab seolah olah telah bergeser dari SD ke TK.
Keaksaraan (Permendiknas 58)
► TPP Usia 4-5 tahun
1. Mengenal simbol simbol
2. Mengenal suara suara hewan / benda benda yang ada disekitarnya
3. Membuat coretan yang bermakna
4. Meniru huruf
► Usia 5-<8 tahun
1. Menyebutkan simbol simbol huruf yang dikenal
2. Mengenal suara huruf awal dari nama benda benda yang ada disekitarnya
3. Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi / huruf awal yang sama
4. Memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf
5. Membaca nama sendiri
6. Menuliskan nama sendiri.

Munculnya keaksaraan
Keaksaraan tidak hanya ditandai dengan kemampauan untuk anak membaca dan menulis huruf atau kata-kata, tetapi yang terpenting anak memahami setiap kata dan kalimat dalam tulisan.
Kata pertama harus bermakna bagi anak. Kata itu harus merupakan bagian dari dirinya. Harus merupakan ikatan yang organik, secara organik lahir dari dinamika hidup itu sendiri. Harus kata yang sudah menjadi bagian dari dirinya. Kata pertama, buku pertama harus dibuat oleh anak itu sendiri. Saya masuk kedalam otak anak, membawa keluar apa yang saya temukan disana dan menggunakannya sebagai bahan kerja pertama. Ini adalah kosakata penting bagi mereka.(Sylvia Ashton Warner-1963)
Apa itu Keaksaraan :
► Membangun kemampuan anak untuk mengenal huruf dan angka
► Pengetahuan yang dibangun dalam keaksaraan :
1. BAHASA
2. MATEMATIKA
3. KESADARAN LINGKUNGAN
Kemampuan yang diperlukan untuk menulis
► Mengenal bentuk
► Mengenal perbedaan bunyi huruf
► Mengenal rangkaian (pola)
► Kekuatan jari-jari tangan
► Kelenturan gerakan pergelangan tangan
► Anak akan benar-benar tertarik huruf dan angka saat mereka sudah pada tahap perkembangan usia empat tahun.
► Enam tulang pergelangan tangan yang diperlukan untuk menulis pada buku tulis, belum sepenuhnya berkembang sampai usia tujuh tahun.
Tujuan Konsep Bahasa
1. Menambah kosakata baru
2. Mendengar musik dan membedakan bunyi
3. Memahami dan mengikuti alur cerita
4. Menggunakan buku dan media
5. Menjadikan anak senang membaca, mendengar, dan menulis
TUJUAN
 Mendeteksi kemampuan awal membaca dan menulis anak(Perbedaan individual hasil intervensi )
 Mengembangkan kemampuan menyimak, menyimpulkan dan mengkomunikasikan berbagai hal melalui berbagai bentuk gambar dan permainan
 Melatih kelenturan motorik halus anak melalui bentuk permainan olah tangan dalam rangka persiapan membaca dan menulis
Perkembangan kemampuan berbahasa 4 – 6 tahun
• Mampu menggunakan kata ganti saya dalam berkomunikasi
• Memiliki berbagai perbendaharaan kata kerja, kata sifat, kata keadaan, kata tanya dan kata sambung.
• Menunjukan pengertian dan pemahaman tentang sesuatu.
• Mampu mengungkapkan pikiran, perasaan, dan tindakan dengan menggunakan kalimat sederhana.
• Mampu membaca dan mengungkapkan sesuatu melalui gambar.

PERKEMBANGAN POTENSI KEMAMPUAN BERBAHASA MUNCUL DITANDAI BERBAGAI GEJALA
 Senang bertanya dan memberi informasi tentang sesuatu hal
 Berbicara sendiri dg alat atau tanpa alat spt bboneka,mobil mainan dsb.
 Mencoret coret buku atau dinding
Gejala ini mrpkn tanda munculnya berbagai jenis potensi tersembunyi(hidden potency) menjadi potensi tampak (actual potency).Apabila tdk diberikan rangsangan potensi akan kembali menjadi potensi tersembunyi dan lambat laun berkurang hingga sel saraf mati. 

TAHAPAN PERKEMBANGAN MEMBACA
Melibatkan unsur Auditif ( Pendengaran ) dan Visual (Pengamatan ) Kemampuan membaca di mulai ketika anak senang membolak-balikbuku.
1. Tahapan Fantasi ( Magical Stage ).
Anak belajar menggunakan buku, membolak-balik buku, membawa
buku kesukaannya.Guru atau Ortu menunjukan contoh model
perlunya membaca, membacakan cerita.
2. Tahap Pembentukan Konsep Diri ( Self Concept Stage ).
Anak memandang dirinya sbg pembaca, pura-pura membaca,
memberi makna pd gambar.Ortu memberi rangsangan membacakan
sesuatu.
3. Tahap Membaca gambar ( Bridging Reading Stage ).
Anak sadar cetakan yg tampak dapat menemukan kata yg sudah di-
kenal, dapat mengulang cerita yg tertulis, sudah mengenal abjad.
Guru memberi kesempatan menulis sesering mungkin.
4. Tahap Pengenalan Bacaan ( Take-off Reader Stage ).
Anak mulai menggunakan tiga sistem isyarat ( graphoponic, semantic,
dan syntactic ) secara bersama-sama.Anak tertarik pd bacaan, mulai mengingat kembali cetakan pd konteknya, berusaha mengenal tanda-tanda pd lingkungan serta membaca berbagai tanda spt kotak susu, pasta gigi, atau papan iklan.Guru masih tetap membacakan sesuatu shg mendorong anak membaca sesuatu pd berbgai sesuatu, jgn memaksa anak membaca huruf secara sempurna.
5. Tahap membaca Lancar ( Independent Reader Stage ).
Anak dpt membaca berbagai jenis buku.Ortu dan Guru msh tetap
membacakan berbagai jenis buku.
Untuk memberikan rangsangan trhdp munculnya berbagai potensi
keberbahasaan maka permainan dan berbagai alat memegangperanan penting.

TAHAPAN PERKEMBANGAN MENULIS
Menulis merupakan ekspresi/ungkapan dr bahasa lisan ke dalam suatu bentuk goresan/coretan. Kegiatan awal menulis di mulai ketika anak pura-pura menulis dlm bentuk coretan sampai anak mampu menirukan bentuk tulisan sesungguhnya.
1. Tahap Mencoret atau Membuat Goresan ( Scrible Stage )
Anak mulai membuat tanda-tanda menggunakan alat tulisnya,
membuat coretan acak ( Tidak Teratur ),coretan sering kali
digabungkan seolah-olah tidak prnh lepas dr kertas.Ortu seharusnya
menyediakan jenis-jenis bahan unt menulis.Anak menganggap
goresan sbg tulisan.
2. Tahap Pengulangan secara Linear ( Linear Repetitive Stage ).
Anak menelusuri bentuk tulisan yg mendatar ( Horizontal ) atau
garis tegak lurus.
3. Tahap Menulis Secara Random/acak ( Random Letter Stage ).
Anak belajar tentang berbagai bentuk sbg suatu tulisan dan
menggunakan itu semua agar dpt mengulang berbagai kata dan
kalimat.Anak menghasilkan garis yg berisi pesan yg tdk mempunyai
keterkaitan pd suatu bunyi dr berbagai kata.
4. Tahap Berlatih huruf (menyebutkan huruf huruf)
Kebanyakan anak anak , biasanya tertarik huruf huruf yang membentuk namanya sendiri.
5. Tahap menulis Tulisan nama (letter-name writing or phonetic writing)
Anak mulai menyusun hubungan antara tulisan dan bunyi
Anak senang menuliskan nama pendek panggilan mereka melalui contoh yang mereka lihat dengan huruf huruf besar atau kecil.Semakin berkembangnya penguasaan kosa kata anak serta kemampuannya dalam berkomunikasidg orang lain akan berdampak terhadap fungsi kognitifnya.
6. Tahap menyalin Kata-kata yang ada di Lingkungan.
Anak menyukai menyalin kata-kata yg terdapat pada poster di dinding atau dari kantong kata sendiri.
7. Tahap Menemukan Ejaan
Anak usia 5-6 tahun ini telah menggunakan konsonan awal (L untuk Love) konsonan awal tengah akhir untuk mewakili huruf (DNS) pada kata dinosaurus
8. Tahap Ejaan Sesuai ucapan
Anak mulai dapat mengeja suatu tulisan berupa kata kata yg dikenalnya sesuai yg didengarnya.

PENDEKATAN PERMAINAN MEMBACA DAN MENULIS DI TK
Pendekatan Permainan Membaca.
1. Metode Sintesis
Didasarkan pada teori asosiasi, suatu unsur(mis huruf) akan bermakna bila dihubungkan dengan unsur lain(huruf lain) sehingga membentuk suatu arti. Permainan membaca ini dilakukan dg menggunakan bantuan gambar pd setiap kali memperkenalkan huruf, mis a disertai gambar ayam.
2. Metode Global
Didasarkan pada teori ilmu jiwa keseluruhan (gestalt).Keseluruhan memiliki makna yg lebih dibanding dg unsur-unsurnya.Kedudukan setiap unsur hanya berarti jika memiliki kedudukan fungsional dalam suatu keseluruhan. Contoh unssur “a”bermakna jika “a” ini fungsional dlm kata atau kalimat mis “ ayam berlari”Atas dasar ini Membaca permulaan pd metode global dimulai dg memperkenalkan kalimat,dipilih kalimat perintah agar anak melakukan hal yg ada dlm perintah tsb spt “ambil apel itu”.

Pendekatan Permainan Menulis
Dalam pengembangan kemampuan menulis, dalam hal ini untuk memperkenalkan huruf, anak diminta unt meraba dan menelusuri dg jarinya suatu huruf.Sebagai contoh ketika memperkenalkan tulisan dari huruf “a” yg terbuat dari bahan ampelas kasar di atas kertas.Agar anak dpt melatih kelenturan tangan, maka dpt dilatih unt mengisi lukisan dg garis ( mengarsir ) dan menebalkan.Kegiatan mengarsir tdk hanya dilakukan dg pensil hitam melainkan jg dg pensil berwarna.

Identifikasi Kemampuan Membaca dan Menulis
1. Permainan membaca
Meliputi kemampuan mendengar, melihat dan memahami, berbicara dan membaca gambar.
2. Permainan menulis
a. Persiapan menulis misalnya : meronce, mewarnai, menjahit,
melipat, menganyam, mencetak, membatik dsb.
b. Bentuk tulisan misalnya : mencoret ( menarik garis datar, tegak dsb)
Tulisan horisontal, menulis acak,menulis nama bil(mencontoh angka
1-10,mlis angka1-10)

PENGALAMAN-PENGALAMAN MOTORIK HALUS
• Penjepit besar digunakan untuk mengelompokkan bahan-bahan
Penjepit kecil digunakan dengan huruf kecil dari pasta
> Pensil–macam-macam ukuran
> Spidol dan krayon macam-macam ukuran
> Alat seperti obeng dan tang kecil digunakan untuk melepaskan bagian-bagian kecil
perkakas yang patah

Main Awal Keaksaraan untuk Bayi:
  • Anak pendengar aktif: mengajak anak bercakap-cakap pada setiap kesempatan; saat menyusui, memandikan, memberi makan, mengganti popok, membangunkan,
  • Anak pengamat teliti: bercakap dengan menggunakan mimik muka di depan muka anak sesuai dengan intonasi suara
  • Membuat permainan: membuat suara, meniup, bernyanyi,
  • Membolehkan anak untuk memegang sendok untuk makan dan memegang tempat minum saat anak makan
  • Melatih jari tangan dengan menjumput makanan kecil untuk dimakannya
  • Memasukkan benda ke wadah
  • Mendongeng
  • Membacakan buku buku 
Main yang mendukung keaksaraan untuk anak usia 1-2 tahun:
  • Bernyanyi lagu dengan irama sederhana yang diulang-ulang disertai gerakan sederhana
  • Mengajak anak berbicara dan mengenalkan nama benda dengan cara menempelkan kata di setiap benda
  • Membacakan buku yang sudah dikenal anak
Main yang mendukung keaksaraan untuk anak usia 2-3 tahun:
  • Bernyanyi lagu dengan irama sederhana yang diulang-ulang disertai gerakan sederhana
  • Membacakan buku yang sudah dikenal anak
  • Bertepuk tangan dengan ritme berulang, misalnya: plok plok – plok plok plok, plok plok – plok
  • Bermain tepuk tangan sambil menyebutkan nama anak, misalnya: A – ni – ta , A – ni , Mar – li – na , Sa – e – ful ,dst.
  • Merangkai dengan berbagai bentuk
  • Melibatkan anak saat membereskan mainan yang sudah digunakannya untuk mengenalkan klasifikasi.
  • Bernyanyi dengan gerak dan irama sederhana, dilakukan secara berulang-ulang
  • Membaca buku bersama anak secara berulang terus-menerus
  • Puzzle bentuk
  • Meronce
  • Menghadirkan buku-buku yang paling disukai anak.
  • Mengajak anak bertepuk tangan mengikuti irama
  • Menyebut nama anak dengan perlahan menurut suku katanya.
  • Bermain dengan berbagai bentuk
  • Bermain puzle tunggal
  • Melibatkan anak saat membereskan mainan
  • Memperkuat motorik kasar anak dengan membolehkan anak bergerak bebas,
  • Melatih kekuatan motorik halusnya dengan cara memegang, meremas, menjumput, menjepit, merobek kertas, dll.
  • Main keaksaraan untuk mendukung kemampuan membaca anak usia 4-6 tahun
  • Buku – buku – buku – buku
  • Membolehkan anak untuk memilih buku cerita yang diminatinya
  • Menuliskan nama anak, lalu anak menyusunnya dengan menggunakan kartu huruf
  • Menuliskan kegiatan yang dikerjakan anak
  • Mendiskusikan kata baru yang didapatkan dari buku bacaan.
  • Bermain menyelesaikan kata, misalnya bo + la = bola Menggabungkan kartu suku kata dengan mencocokkan kata yang telah dibuat kader
  • Memancing kartu huruf sesuai nama sendiri
  • Mencetak huruf dengan playdough sesuai dengan namanya
  • Mencari kartu yang bertuliskan nama temannya
  • Membaca puisi yang memuat kata-kata yang hampir sama hurufnya, misalnya Tari senang menari, Tari juga senang berlari, dst
  • Membuat cerita dari kumpulan kalimat yang diucapkan anak.
  • Menuliskan nama anak dengan mengubah huruf awal dengan huruf yang sedang diperkenalkan, misalnya mengenalkan huruf S, nama Kania jadi Sania,
  • Mengelompokkan nama binatang yang huruf depannya sama, misalnya katak, kura-kura, kadal, dst.
  • Melibatkan anak saat membereskan mainan yang sudah digunakannya
  • Bernyanyi dengan gerak dan irama sederhana, berulang-ulang
  • Membaca buku bersama anak, berulang terus-menerus
  • Puzzle bentuk
  • Meronce
  • Menghadirkan buku-buku yang paling disukai anak
  • Kegiatan yang mendukung kemampuan menulis anak 3-4 tahun
  • Membuat coretan pada kertas besar dengan crayon atau spidol.
  • Membuat coretan dengan batang kayu di tanah atau pasir
  • Melukis dengan cat jari
  • Menjepit biji-bijian atau buah-buahan terbuat dari kayu dengan wadah dan penjepit.
  • Mengocok air sabun dengan alat pengocok telur
  • Meremas: daun, koran bekas, parutan kelapa, ublek, tanah lempung, playdough, dll.
  • Mencetak playdough, tanah liat, pasir basah dengan cetakan huruf
  • Kegiatan menggunting
  • Main keaksaraan untuk mendukung kemampuan menulis anak usia 4-6 tahun
  • Menyediakan berbagai huruf, kata dan suku yang terkait dengan nama anak atau kata-kata yang sudah dikenal anak.
  • Melukis dengan kuas, dengan cat jari
  • Menjiplak huruf-huruf dengan menggunakan cetakan huruf
  • Menjiplak kata yang sudah ditulis guru
  • Mengingatkan anak untuk selalu menuliskan namanya pada setiap kertas kerjanya
  • Membuat buku dari kumpulan gambar anak dengan cerita yang ditulis anak
  • Membuat kata-kata yang paling sering diucapkan kader untuk ditunjukkan kepada anak saat kader menyebutkan kata tersebut, lalu anak menuliskannya. Misalnya kata ”terima kasih” ” maaf” ”tolong”.
  • Menyediakan kertas, pensil, craton, spidol warna di setiap tempat yang disukai anak.
  • Memberi kesempatan anak-anak untuk mengurutkan, mengklarifi-kasikan, menyusun pola, dan mengorganisasikan bahan serta menyediakan pengalaman awal menulis dan membaca.
  • Dirancang secara khusus untuk memperkuat keterampilan dan pengetahuan tersebut
Lima langkah yang harus diulang-ulang
• Pilih mainan yang diinginkan
• Selesaikan hingga tuntas
• Tunjukkan pada guru
• Rapikan kembali
• Pilih mainan yang lain.

AREA MASAK / SENTRA MASAK
Dalam area Masak atau sentra masak juga dapat dikembangkan secara utuh kegiatan yang terkait dengan keaksaraan dan berhitung permulaan. Sentra / Area ini sangat kental dengan keaksaraan (huruf, angka, bunyi, dll) dan sains. Dalam sentra masak terdapat beberapa hal pokok yang dapat meningkatkan perkembangan anak dalam hal keaksaraan dan angkanya yaitu antara lain:
Konsep matematika menjadi kegiatan yang nyata
Anak melihat banyak perubahan yang terjadi yang merupakan sebuah proses.
Anak memiliki wawasan yang memperkaya ruang pengetahuannya
Anak berkembang secara sosial dalam keterampilan aksaranya. dll.

Sumber : Dirangkum dari berbagai sumber !!