Media Informasi Seputar pendidikan

Thursday, November 29, 2018

PRINSIP UMUM DALAM PEMBELAJARAN PAUD TERPADU

Pendidikan anak usia dini yang diterapkan dalam pembelajaran PAUD terpadu didasarkan atas  PRINSIP UMUM DALAM PEMBELAJARAN PAUD TERPADU
Pendidikan anak usia dini yang diterapkan dalam pembelajaran PAUD terpadu didasarkan atas prinsip-prinsip yang umum tetapi sangat penting sebagai berikut :

1. Berorietasi pada kebutuhan anak
Pada dasarnya  setiap anak memiliki kebutuhan dasar yang sama, seperti kebutuhan fisik, rasa aman, dihargai, tidak dibeda-bedakan, bersosialisasi, dan kebutuhan diakui. Karena itu hak anak dapat menjadi acuan utama dalam memenuhi kebutuhan anak.

2. Sesuai dengan perkembangan anak
Setiap usia mempunyai tugas perkembangan yang berbeda-beda, misalnya pada usia 4 bulan pada umumnya anak bisa bisa tengkurap, usia 6 bulan bisa duduk, 10 tahun bisa berdiri, dan 1 tahun bisa berjalan. Pada dasarnya semua anak memiliki pola perkembangan yang dapat diramalkan, misalnya anak akan bisa berjalan setelah bisa berdiri.

3. Sesuai dengan keunikan setiap individu
Anak merupakan individu yang unik, masing-masing mempunyai gaya belajar yang berbeda. Anak yang lebih mudah belajarnya dengan menggunakan (auditori), ada yang dengan melihat (visual) dan ada yang harus dengan bergerak (kinestetik). Anak juga memiliki minat yang berbeda-beda terhadap alat/bahan yang dipelajari/dipergunakan, juga mempunyai temperamen yang berbeda, bahasa yang berbeda, cara merespon lingkungan, serta kebiasaan yang berbeda.

4. Kegiatan belajar dilakukan melalui bermain
Pembelajaran dilakukan dengan cara menyenangkan. Melalui bermain anak belajar tenang : konsep-konsep matematika, sains , seni dan kreitivitas , bahasa, sosial , dan lain-lain. Selama bermain, anak mendapatkan pengalaman untuk mengembangkan aspek-aspek atau niali-nilai moral, fisik/motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan seni.

5. Anak belajar dari konkrit ke abstrak, dari yang sederhana ke yang kompleks, dari gerakan ke verbal, dan dari diri sendiri ke sosial. Ini meliputi hal-hal sebagai berikut:
  • Anak belajar mulai dari hal-hal yang paling konkrit yang dapat dirasakan oleh inderanya (dilihat, diraba, dicium, dicecap, didengar) ke hal-hal yang bersifat imajinasi.
  • Anak belajar dari konsep yang paling sederhana ke konsep yang lebih rumit, misalnya mula-mula anak memahami apel sebagai buah kesukaannya, kemudian anak memahami apel sebagai buah yang berguna untuk kesehatannya.
  • Kemampuan komunikasi anak dimulai dengan menggunakan bahasa tubuhnya lalu dikembangkan dengan menggunakan bahasa lisan.
  • Anak memahami lingkungannya dimulai dari hal-hal yang terkait dengan dirinya sendiri, kemudian ke lingkungan dan orang-orang yang paling dekat dengan dirinya, sampai kepada lingkungan yang lebih luas.
6. Anak sebagai pembelajar aktif
Dalam proses pembelajaran, anak anak merupakan subjek atau pelaku kegiatan dan pendidik merupakan fasilitator. anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar, mempunyai banyak ide, dan tidak berdiam diri dalam jangka waktu lama.

7. Anak belajar melalui interaksi sosial
Pembelajaran anak melalui interaksi sosial baik dengan orang dewasa maupun  dengan teman sebaya yang ada dilingkungannya. Salah satu cara anak belajar adalah dengan cara mengamati, meniru, dan melakukan. Orang dewasa dan teman-teman yang dekat dengan kehidupan anak merupakan obyek yang diamati dan ditiru anak, Melalui cara ini anak belajar cara bersikap, berkomunikasi, berempati, menghargai, atau pengetahuan dan keterampilan.

8. Menyediakan lingkungan yang mendukung proses belajar
Lingkungan merupakan sumber belajar yang sangat bermanfaat bagi anak. Lingkungan berupa lingkungan fisik adalah bagian dari penataan ruangan, penataan alat main, benda-benda perubahan benda (daun muda - daun tua, daun kering, dst), cara kerja benda (bola didorong akan menggelinding, sedangkan kubus didorong akan menggeser, dst), dan lingkungan non fisik berupa kebiasaan orang-orang sekitar, suasana belajar (keramahan pendidik, pendidik yang bersiap membantu. dst)

9. Merangsang munculnya kreativitas dan inovatif.
Pada dasarnya setiap anak memiliki potensi kreativitas yang sangat tinggi. Ketika anak diberi kesempatan untuk menggunakan berbagi bahan dalam kegiatan permainannya, maka anak akan dapat belajar tentang berbagai sifat dari bahan-bahan tersebut.

10. Mengembangkan kecakapan hidup anak.
Kecakapan hidup meruapakn suatu ktrampilan yang perlu dimiliki anak melalaui pengembangan karakter. Karakter yang baik dapat dikembangkan dan dipupuk sehingga menjadi modal bagi masa depannya kelak. Kecakapan hidup di-arahkan untuk membantu anak menjadi mandiri, tekun, bekerja keras, disiplin, jujur, percaya diri, dan mampu membangun hubungan dengan orang lain. Kecakapan hidup merupakan keterampilan dasar yang berguna bagi kehidupannya kelak. Ini akan sangat menunjang seseorang agar kelak dapat menjadi orang yang berhasil.

11. Menggunakan berbagai sumber dan media belajar yang ada di lingkungan sekitar.
Sumber dan media belajar untuk PAUD tidak terbatas pada alat dan media hasil pabrikan, tetapi dapat menggunakan berbagai bahan dan alat yang tersedia dilingkungan sepanjang tidak berbahaya bagi kesehatan anak. Air, tanah lempung, pasir, batu-batuan, kerang, daun-daunan, ranting, karton, botol-botol bekas, perca kain, baju bekas, sepatu bekas, dan banyak benda lainnya dapat dijadikan sebagai media belajar untuk mengenalkan banyak konsep; matematika, sains, sosial, bahasa, dan seni.   

12. Anak belajar sesuai dengan kondisi sosial budayanya
Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan wahana anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi yang berakar pada sosial budaya yang berlaku di lingkungan Pendidik mengenalkan budaya, kesenian, permainan, anak, baju daerah menjadi bagian dari setting dan pembelajaran baik secara regular maupun melalui event tertentu

13. Melibatkan peran serta orang tua yang bekerja sama dengan para pendidik di lembaga PAUD
orang tua menjadi sumber informasi mengenai kebiasaan, kegemaran, ketidaksukaan anak, dan lain-lain yang digunakan pendidik dalam penyusunan program pembelajaran. Orangtua juga dilibatkan dalam memberikan keberlangsungan pendidikan anak di rumah.

14. Stimulasi pendidikan bersifat menyeluruh yang mencakup semua aspek perkembangan
Saat anak melakukan sesuatu, sesungguhnya ia sedang mengembangkan berbagai aspek perkembangan/kecerdasan. Sebagai contoh saat anak makan, ia mengembangkan kemampuan bahasa (kosa kata tentang nama bahan makanan, jenis makanan, dan sebagainya), gerakan motorik halus (memegang sendok, membawa makanan kemulut), kemampuan kognitif (membedakan jumlah makanan yang banyak dan sedikit). kemampuan sosial emosional (duduk dengan tepat saling berbagi, saling menghargai keinginan teman), dan aspek moral(berdoa sebelum dan setelah makan).

Demikian prinsip-prinsip umum pendidikan anak usia dini yang diterapkan dalam pembelajaran PAUD terpadu di lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD). Semoga bermanfaat, terimakasih.


Sumber: Bahan diklat TOT Pendidik PAUD Direktorat Jenderal  tahun 2012.

0 komentar:

Post a Comment