Media Informasi Seputar pendidikan

Friday, November 2, 2018

CARA MEMBUAT MEDIA PEMBELAJARAN KREATIF UNTUK PAUD

A. Pengertian
Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara, yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver). Menurut Heinich, Molenda, dan Russell (1993) media adalah saluran komunikasi.

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima  sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan minat, serta perhatian siswa sehingga proses belajar terjadi . Peran media dalam pembelajaran khususnya dalam pendidikan anak usia dini semakin penting  mengingat perkembangan anak pada saat itu berada pada masa berfikir konkrit.

Oleh karena itu salah satu prinsip pendidikan untuk anak usia dini harus berdasarkan realita, artinya bahwa anak diharapkan dapat mempelajari sesuatu secara nyata. Dengan demikian dalam pendidikan untuk anak usia dini harus menggunakan sesuatu yang memungkinkan anak dapat belajar secara konkrit. Prinsip tersebut mengisyaratkan perlunya digunakan media sebagai saluran penyampai pesan-pesan pendidikan untuk anak usia dini. Seorang guru pada saat menyajikan informasi kepada anak usia dini harus menggunakan media agar informasi tersebut dapat diterima atau diserap anak dengan baik dan pada akhirnya diharapkan terjadi perubahan-perubahan perilaku berupa kemampuan-kemampuan dalam hal pengetahuan, sikap, dan keterampilannya.

Dari banyak pengertian tentang media pembelajaran, dapat kita ketahui bahwa ternyata yang disebut dengan media pembelajaran itu selalu terdiri dari dua unsur penting, yaitu unsur peralatan dan perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang dibawanya (messege/software).

B. Manfaat Media Pembelajaran
Banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan memanfaatkan media dalam pembelajaran yaitu:
  1. Pesan/informasi pembelajaran dapat disampaikan dengan lebih jelas, menarik, kongkrit dan tidak hanya dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka (verbalistis).
  2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera. Misalnya objek yang terlalu besar dapat digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film atau model. Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu dapat ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, dan lain-lain. Objek yang terlalu kompleks dapat disajikan dengan model, diagram dan lain-lain.
  3. Meningkatkan sikap aktif siswa dalam belajar.
  4. Menimbulkan kegairahan dan motivasi dalam belajar.
  5. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan lingkungan dan kenyataan.
  6. Memungkinkan siswa belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
  7. Memberikan perangsang, pengalaman dan persepsi yang sama bagi siswa.

C. Prinsip Pembuatan Media Pembelajaran
Dalam pembuatan media pembelajaran ini ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan :
Media pembelajaran yang dibuat hendaknya multi guna. Multiguna di sini maksudnya adalah bahwa media tersebut dapat digunakan untuk pengembangan berbagai aspek  perkembangan anak. Contoh media pembelajaran tersebut adalah alat permainan dalam bentuk bola tangan. Bola tangan dapat digunakan untuk pengembangan motorik anak dengan cara anak menggunakannya untuk saling melemparkan bola tersebut. Selain untuk perkembangan motorik alat permainan tersebut bisa dikembangkan untuk pengembangan aspek kognitif/pengetahuan anak. Misalnya bola tersebut dirancang dengan menggunakan berbagai warna. Aspek perkembangan lain yang dapat dikembangkan melalui alat permainan tersebut adalah anak dapat mengenal berbagai macam bunyi-bunyian, dan lain-lain.

Bahan mudah didapat di lingkungan sekitar lembaga PAUD dan murah atau bisa dibuat dari bahan bekas/sisa. Membuat media pembelajaran sebenarnya tidak harus selalu dengan biaya yang mahal. Banyak sekali bahan-bahan disekitar kita yang dapat digunakan untuk membuatnya. Sebagai contoh bekas bungkus susu bubuk dapat kita gunakan untuk membuat kapal-kapalan. Keuntungan dengan menggunakan bahan-bahan bekas selain  bahan tersebut tidak kita buang, ada nilai pendidikan yang kita tanamkan kepada anak yang anak dilatih untuk bersikap hidup sederhana dan kreatif.

Tidak menggunakan bahan yang berbahaya bagi anak. Aspek keselamatan anak merupakan salah satu hal yang harus menjadi perhatian guru sebagai pembuat media pembelajaran . Bahan-bahan tertentu yang mengandung bahan kimia yang berbahaya perlu dihindari oleh guru. Misalnya penggunaan jenis cat yang digunakan untuk mewarnai alat permainan tertentu sebaiknya yang tidak membahayakan mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi anak.

Dapat menimbulkan kreativitas, dapat dimainkan sehingga menambah kesenangan bagi anak, menimbulkan daya khayal dan daya imajinasi serta dapat digunakan untuk bereksperimen dan bereksplorasi. Alat permainan konstruktif seperti balok-balok kayu merupakan salah satu contoh alat permainan yang cukup menarik dan menantang anak untuk berkreasi.

Sesuai dengan tujuan dan fungsi sarana. Tiap media pembelajaran itu sudah memiliki fungsi yang berbeda antara yang satu dengan yang lain. Guru harus menjadikan tujuan dan fungsi sarana ini sebagai bagian yang penting untuk diperhatikan

Dapat digunakan secara individual, kelompok, dan klasikal. Media pembelajaran yang dirancang harus memungkinkan anak untuk menggunakannya baik secara individual, digunakan dalam kelompok atau secara klasikal.

Dibuat sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Tingkat perkembangan anak yang berbeda berpengaruh terhadap jenis permainan yang akan dibuat oleh guru. Sebagai contoh puzel (kepingan gambar). Tingkat kesulitan dan jumlah kepingan gambar yang harus disusun oleh anak akan berbeda antara kelompok usia satu dengan kelompok usia lainnya.

D. Pengembangan  Media  Pembelajaran
Saat ini memang sudah banyak media  pembelajaran yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan yang secara khusus memproduksi media  pembelajaran, namun demikian tidak ada salahnya jika guru dapat membuat media  pembelajaran sendiri. Malah sangat dianjurlan guru untuk secara kreatif membuat media  pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan dan lingkungan sekitarnya.

Kemampuan lain yang harus dikuasai oleh guru selain mampu memilih media pembelajaran secara tepat adalah kemampuan dalam mengembangkan media pembelajaran. Kegiatan pengembangan ini banyak terkait dengan proses pembuatan media yang dilakukan secara sistematis dari mulai tahap perancangan/desain, produksi media, dan evaluasi. Tahapan-tahapan tersebut harus dilalui secara prosedural sehingga media yang dihasilkan memenuhi kualitas yang diharapkan.

Bila kita akan membuat suatu media pembelajaran untuk anak usia dini, maka diharapkan dapat melakukannya dengan persiapan dan perencanaan yang teliti. Secara umum langkah-langkah sistematik yang perlu dilakukan pada saat membuat rancangan media adalah sebagai berikut:
a) Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa
b) Merumuskan tujuan instruksional dengan operasional dan khas
c) Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan
d) Mengembangkan alat pengukur keberhasilan
e) Membuat desain media
f) Melakukan revisi.

Untuk pembuatan media pembelajaran di PAUD ada beberapa hal penting yang harus kita perhatikan, salah satunya adalah tentang kriteria pemilihan media yang harus kita perhatikan. Keriteria pemilihan media meliputi hal-hal sebagai berikut :
  • Selaras dan menunjang tujuan pembelajaran di lembaga PAUD yang bersangkutan.
  • Kesesuaian materi yang diajarkan dengan media yang akan digunakan di PAUD
  • Kondisi subyek belajar kondisi ini bisa meliputi; usia.Sosial-budaya,lingkungan, geografis dll.
  • Ketersediaan bahan dan alat yang memadai di sekolah/lembaga PAUD ybs
  • Mendukung tujuan yang ditetapkan dapat dicapai secara optimal.
  • Biaya  yang dikeluarkan seimbang dengan hasil yang akan dicapai.

Contoh Rancangan Pembuatan Media Pembelajaran

Nama/Judul Media :
Metamorfosis Kupu-kupu
Sasaran :
     1.    Kelompok Usia 5 – 6 Tahun
Kemampuan yang dikembangkan :
1.  Moral & Nilai-nilai Agama :menyayangi ciptaan Tuhan, berfikir kritis, percaya diri, kreatifitas dll
  1. Sosial – Emosional : menunggu giliran untuk bermain (antre)
  2. Bahasa : Anak menyimak cerita, anak menceritakan kembali proses metamorphosis.
  3. Kognitif : membedakan warna, bentuk, menghitung, menyebutkan makanan ulat dan kupu-kupu, anak mampu mengurutkan objek.
  4. Seni : menyanyi sambil menari tentang lagu kupu-kupu, berimajinasi tentang kupu-kupu.
  5. Motorik ; menirukan gerak kupu-kupu,
Bahan :
       1.         Kertas warna
       2.         Kardus bekas
       3.         Kerta hvs

4.         Kacang hijau
5.         Sabut kelapa
6.         Kertas duplek

Alat :
1. Gunting
2. Pisau / Cutter

3. Lem
4. spidol

Cara membuat :
1.      Kardus bekas digunting ukuran 20x20 cm, dan dibungkus dengan kertas HVS.
  1. Membuat pola kupu-kupu, ulat, dan daun dengan menggunakan kertas warna, lalu ditempel pada kertas duplek lalu digunting sesuai pola.
  2. Untuk telur ulat digunakan kacang hijau yang ditempelkan pada pola daun.
  3. Untuk mempercantik gambar kupu-kupu ditambahkan bentuk-bentuk bulat atau bentuk geometric sesuai kreativitas dengan menggunakan kertas warna.
  4. Media dibuat dalam dua paket.
Cara menggunakan :
  1. Sebelum memperlihatkan gambar, guru bercerita tentang kisah kupu-kupu .
  2. Guru memperlihatkan gambar, kemudian menjelaskan bagaimana proses metamorphosis kupu-kupu, dengan mengurutkan gambar .
  3. Setelah anak memahami bagaimana proses metamorphosis, diadakan lomba untuk mengurutkan gambar sesuai urutan.
  4. Bagi anak yang paling cepat dan benar diberikan reward berupa bintang yang terbuat dari kertas.
Desain gambar :

 

Sumber: https://mediapendiikan.blogspot.com//search?q=pembuatan-media-pembelajaran-untuk-anak./ Dengan penambahan dan perubahan seperlunya!!.

0 komentar:

Post a Comment